TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Cuaca panas akhir-akhir ini bukan hanya menimbulkan suasana yang gerah dan gersang. Pasalnya, ancaman dan potensi kebakaran pun meningkat.
Sejak bulan Januari – Oktober 2024, BPBD Kota Tasikmalaya mencatat asa 67 kejadian kebakaran yang rata-rata objeknya adalah bangunan rumah. Intensitasnya cukup sering di bulan Oktober dengan jumlah 10 kejadian amukan si jago merah.
Salah satu kejadian terbaru yakni rumah warga di Padayungan Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya pada Rabu (30/10/2024). Hal itu diduga akibat pemilik rumah yang lupa mematikan kompor saat sedang memasak.
Baca Juga:TASIK BERES, Nurhayati-Muslim Siapkan Berbagai Bantuan dan InsentifMental dan Nalar Pasangan Calon Diuji, Ini Kisi-Kisi Bahasan Debat Pilkada Kota Tasikmalaya
Selanjutnya api terus membesar dan merambat ke dinding dapur bangunan tersebut. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun bangunan tersebut luluh lantak akibat amukan si jago merah.
Sehari sebelumnya, dua rumah terbakar juga di Kampung Nyanghurip Kelurahan Margabakti Kecamatan Cibeureum, Selasa (29/10/2024). Diduga api muncul dipicu korsleting listrik sehingga menimbulkan kebakaran.
Plt Kabid Pemadam Kebakaran (Damkar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tasikmalaya Asep Sudrajat mengakui bahwa akhir-akhir ini kejadian kebakaran memang cukup sering. Menurutnya hal tersebut efek dari kondisi cuaca cukup panas dan gersang. “Jadi percikan api sedikit membuat material bangunan dan lainnya jadi mudah terbakar,” ungkapnya.
Maka dari itu, dalam kondisi ini pihaknya mengimbau masyarakat untuk senantiasa waspada. Dari mulai bijaksana dalam penggunaan listrik sampai dengan urusan kompor agar tidak lupa dimatikan usai memasak. “Kebanyakan diduga karena korsleting listrik, tapi ada juga yang dari kompor,” katanya.
Menyikapi meningkatnya kerawanan kebakaran ini, pihaknya memastikan personel pemadam kebakaran selalu bersiaga. Pasalnya tim yang dia pimpin sudah punya kemampuan dan semangat dalam membantu penanganan kebakaran. “Insyaallah untuk pasukan selalu siap sedia,” terangnya.
Disinggung kondisi armada, diakuinya memang masih jauh dari kata ideal, namun tetap dimanfaatkan secara maksimal. Karena ada saja kendala yang terjadi ketika petugas melakukan upaya penanganan kebakaran. “Kemarin sempat terkendala sirine yang mati, seperti sederhana tapi cukup vital, karena petugas dituntut sesegera mungkin datang ke lokasi sedangkan kondisi sirine tidak menyala,” imbuhnya.(rangga jatnika)