Kasus DBD di Kota Tasikmalaya Tembus 1.577, Kawalu Catat Angka Tertinggi

nyamuk penyebab DBD
gambar ilustrasi: AI/ChatGPT
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya terus meningkat hingga mencapai 1.577 kasus sepanjang tahun ini.

Kecamatan Kawalu menjadi wilayah dengan kasus tertinggi, mencatatkan 277 kasus dari Januari hingga pertengahan Oktober 2024.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih, merinci bahwa setelah Kawalu, Kecamatan Mangkubumi mencatatkan 212 kasus, disusul Cipedes dengan 200 kasus, Cibeureum 196 kasus, Tawang 157 kasus, Tamansari 139 kasus, Cihideung 128 kasus, dan Purbaratu serta Bungursari masing-masing 103 kasus.

Sementara itu, Kecamatan Indihiang melaporkan jumlah kasus terendah, yakni 62 kasus.

Baca Juga:Biaya PLPG Tiba-Tiba Bertambah, Peserta dari Kabupaten Ciamis Merasa Aneh!Dosen Faperta Unigal Berdayakan Gapoktan Lewat Penerapan Alat Terintegrasi serta Hilirisasi Produk Pertanian

“Kasus DBD yang terjadi di Kota Tasikmalaya masih terus bertambah. Saat ini pun delapan orang pasien DBD masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr Soekardjo, Jasa Kartini, RS Hermina, Puskesmas, serta rumah sakit swasta lainnya,” ungkapnya, Kamis 31 Oktober 2024.

Pada tingkat kelurahan, Kelurahan Sukamanah mencatat angka tertinggi dengan 83 kasus, diikuti oleh Kahuripan dengan 59 kasus, Sambongjaya 55 kasus, dan Panglayungan 54 kasus.

Suryaningsih memperkirakan bahwa angka kasus DBD akan terus meningkat.

“Untuk itu kami berharap masyarakat terus meningkatkan kebersihan lingkungan, khususnya pemberantasan sarang nyamuk,” ujarnya.

Suryaningsih menjelaskan bahwa nyamuk Aedes aegypti menyerang manusia dalam rentang usia yang luas, mulai dari 0 hingga 50 tahun ke atas.

Berdasarkan data, kelompok usia 6-12 tahun menjadi yang paling banyak terdampak dengan 427 kasus, diikuti oleh usia 0-5 tahun sebanyak 289 kasus, usia 13-18 tahun 229 kasus, usia 19-30 tahun 261 kasus, usia 31-50 tahun 255 kasus, dan usia di atas 50 tahun dengan 113 kasus.

Menurutnya, pergantian musim El Niño (panas) ke hujan dan kondisi kemarau basah tahun ini turut memicu peningkatan kasus DBD.

Meski musim kemarau, hujan masih sering turun, sehingga menciptakan lingkungan ideal bagi perkembangan nyamuk.

Baca Juga:Terapkan Sistem Rantai Dingin, Industri Ayam Ciamis Makin MelejitPemkab Ciamis Diminta Transparan Soal Penyaluran Dana Hibah

“Perlu kewaspadaan bersama, rutin membersihkan rumah dan lingkungan, supaya bisa mengantisipasi. Kami melalui puskesmas juga gencar melaksanakan penyuluhan dan upaya lain,” tutupnya. (Firgiawan)

0 Komentar