TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Warga RT 2 RW 7 Kampung Sinargalih, Kelurahan Tamansari, Kota Tasikmalaya, mengungkap air di rumah mereka kembali menguning. Padahal, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah menabur probiotik.
Eruh Ruhyati, salah seorang warga, mengatakan bahwa sepekan lalu air tampak dalam kondisi jernih dibandingkan saat awal pencemaran terjadi pada sumber mata air di lingkungan tersebut.
Namun, pada Rabu 30 Oktober 2024, ia mendapati air dalam sumurnya kembali menguning.
Baca Juga:Biaya PLPG Tiba-Tiba Bertambah, Peserta dari Kabupaten Ciamis Merasa Aneh!Dosen Faperta Unigal Berdayakan Gapoktan Lewat Penerapan Alat Terintegrasi serta Hilirisasi Produk Pertanian
“Cai sumur teh koneng deui ti wengi (Air dari sumur ini sudah menguning lagi sejak semalam, red),” kata Eruh kepada Radar, Kamis 31 Oktober 2024.
Probiotik, terutama bakteri yang baik, dapat membantu menguraikan senyawa organik dan bahan pencemar, seperti limbah organik dan bahan kimia berbahaya, menjadi komponen yang lebih sederhana dan tidak berbahaya.
Sementara itu, bantuan air bersih yang dijanjikan DLH juga belum sampai terdistribusi kepada warga.
Dosen Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Tasikmalaya, Drs Unang Arifin Hidayat MKes, mengungkap beberapa potensi penyakit yang bisa muncul, ketika warga secara terus-menerus terpapar air tercemar itu.
Diantaranya gangguan saluran pencernaan makanan, diare, kolera, tifoid. Tidak menutup kemungkinan jentik atau bakteri apapun yang ada di sana. Apabila ditemukan ada salmonella typhosa, kemungkinan akan menyebabkan tifus.
“Kulit gatal-gatal, itu bisa saja dikarenakan ada zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya. Jadi sangat bisa mendatangkan penyakit. Misalnya diare, demam, tifus, kolera, hepatitis, disentri. Mungkin bisa jadi kalau keseringan jadi infeksi mata, mengakibatkan kebutaan. Tapi itu harus ada pemeriksaan,” jelas Unang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, meski pencemaran itu bisa saja dipengaruhi oleh sampah atau buangan limbah dari rumah tangga, namun potensi penyakit selalu ada ketika air yang digunakan sudah tercermar.
Baca Juga:Terapkan Sistem Rantai Dingin, Industri Ayam Ciamis Makin MelejitPemkab Ciamis Diminta Transparan Soal Penyaluran Dana Hibah
“Bisa juga karena industri, apakah di sekitar itu ada pabrik, ada apa, walaupun kita tidak bisa mengatakan itu (pencermaran) dari situ. Banyak yang akan mengganggu kesehatan,” tandasnya.
Unang mengatakan solusi jika itu sudah terjadi bisa dari faktor perilaku, mencari tahu apakah itu berbentuk karena membuang sampah limbah sembaranag atau dari faktor industri yang mungkin perlu diperhatikan buangan air limbahnya.