Berkendara Jauh? Begini Cara Efektif Cegah Microsleep di Jalan

microsleep
Untuk mengurangi risiko microsleep, pengendara dianjurkan mengambil jeda istirahat setiap dua jam sekali saat perjalanan jauh. (PT DAM) 
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Mengendarai sepeda motor untuk jarak jauh memerlukan konsentrasi penuh serta kondisi fisik yang prima.

Bagi banyak masyarakat Indonesia, motor adalah kendaraan utama untuk aktivitas sehari-hari seperti bekerja atau bersekolah.

Namun, satu risiko yang kerap diabaikan adalah microsleep—sebuah kondisi di mana seseorang tanpa sadar tertidur dalam waktu singkat.

Baca Juga:Kredit Meningkat dan Aset Meroket, bank bjb Perkuat Posisi di Tengah PersainganDidukung bank bjb, Vindes Bukan Main Jadi Pusat Kreativitas dan Hiburan Generasi Muda

Fenomena ini sangat berbahaya, terutama ketika pengendara berada di jalan dengan kecepatan tinggi, sebab kehilangan kendali selama beberapa detik saja bisa berakibat fatal.

Menurut Ludhy Kusuma, Safety Riding Development Section Head di PT Daya Adicipta Motora, microsleep umumnya terjadi karena kelelahan berlebihan, khususnya saat menempuh perjalanan jauh atau berkendara di malam hari.

Tubuh pengendara bisa tiba-tiba tertidur dalam hitungan detik, dan meski sangat singkat, hal ini cukup untuk menyebabkan kecelakaan.

Sebagai contoh, pada kecepatan 40 km/jam, pengendara yang mengalami microsleep selama dua detik akan melaju sejauh 22,2 meter tanpa kendali.

Dalam jarak tersebut, banyak potensi bahaya bisa muncul, seperti kendaraan lain, lubang, atau rintangan tak terduga.

Risiko microsleep semakin tinggi bila pengendara dalam kondisi lelah, kurang tidur, atau terbiasa berkendara di malam hari.

Oleh karena itu, sangat penting bagi pengendara untuk mengenali tanda-tanda kelelahan dan segera bertindak untuk menghindari bahaya.

Baca Juga:Dari Lahan Kecil Jadi Omzet Puluhan Juta, Inilah Kisah Sukses Petani Muda Cianjur Binaan Kementanbank bjb Dorong Prestasi Atlet Muda Melalui Kejuaraan Nasional Baseball Softball Salman Al Farisi III

Tanda awal yang menunjukkan tubuh mulai memasuki fase microsleep antara lain mata terasa berat, sering menguap, dan sulit menjaga fokus.

Jika gejala-gejala ini mulai muncul, disarankan agar pengendara segera mencari tempat untuk berhenti dan beristirahat.

Mengatasi kantuk saat berkendara sebaiknya tidak hanya bergantung pada konsumsi kopi atau minuman berenergi, sebab ini bukan solusi jangka panjang.

Cara yang paling efektif adalah berhenti sejenak dan tidur beberapa menit untuk memulihkan kembali energi dan fokus.

Untuk mengurangi risiko microsleep, Ludhy menyarankan agar pengendara mengambil jeda istirahat setiap dua jam sekali saat perjalanan jauh.

Selain itu, penggunaan perlengkapan keselamatan, mematuhi batas kecepatan, dan selalu mengutamakan keselamatan di jalan melalui inisiatif #Cari_Aman adalah langkah penting lainnya.

0 Komentar