Dinkes Tak Bisa Berbuat Banyak Soal Pencemaran Air di Tamansari

air di sinargalih tercemar limbah
warga berkumpul di dekat sumber air yang tercemar oleh aliran pembuangan TPA Ciangir dan limbah pabrik plastik, Minggu 27 Oktober 2024. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Menjaga kualitas air penting untuk menjaga kesehatan. Menyediakan akses air minum dan sanitasi layak serta aman merupakan aspek penting yang perlu dituntaskan segera untuk menjaga kualitas air demi kesehatan masyarakat.

Begitupun yang diharapkan warga Tamansari, Kota Tasikmalaya, yang sudah berulang kali mengalami kendala air bersih.

Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir yang hanya berjarak satu kilometer dari pemukiman warga, menambah potensi pencemaran terhadap kualitas air, ketika Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) diketahui mengalami penurunan fungsi.

Baca Juga:Pemkab Ciamis Diminta Transparan Soal Penyaluran Dana HibahCuking, Eks Ketua NPCI Jabar Asal Ciamis Ditahan Kejati Akibat Dugaan Penyelewengan Dana Hibah Rp 122 Miliar

Jika dibiarkan, hal ini dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan masalah kesehatan publik yang terus berulang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat mengatakan bahwa pihaknya tak punya kewenangan atas uji laboratorium terhadap kualitas kelayakan air di sekitar TPA tersebut. Tetapi, segala potensi penyakit ia tak menampikkan pasti adanya.

“Kemarin waktu ada pemberitaan kita telusuri, kita cek kasus penyakitnya, ada enggak yang bersinggungan langsung yang memang disebabkan oleh TPA Ciangir. Ternyata berbagai penyakit yang spesifik pada kulit memang ada di beberapa Puskesmas, tapi itu tidak sama dengan gejala penyakit yang di luar daripada penyakit akibat limbah itu,” ungkapnya saat ditemui usai program Makan Siang Gratis di SDN Dadaha, Selasa 29 Oktober 2024.

Banyak OPD yang berkaitan. Itulah mengapa, kata Uus, Dinkes tak bisa berbuat banyak untuk mempublikasi kepada warga soal harus mawas diri terhadap penggunaan air yang sepekan lalu menghitam dan berbau itu.

“Kita harus pastikan dulu penyakitnya, apakah memang penyebabnya causa primer-nya itu adalah memang karena dampak adanya pencemaran pada aliran sungai, ini tentu harus pastikan dulu. Tidak bisa gegabah. Kalau penyakitnya itu memang sudah menjadi ranah kita. Khusus di daerah sungainya, perlu kita berkoordinasi dengan OPD lain,” katanya.

Meski begitu, Uus menerangkan ketika air terkontaminasi kandungan kimia jenis logam dan lainnya, akan menimbulkan penyakit spesifik.

“Pasti ada beberapa. Apabila ada sungai tercemar apakah itu karena kandungan kimia atau hal-hal lain, tentu akan ada penyakit yang sangat spesifik di sana. Misalnya apabila mengandung logam tentu ada penyakit kontaminasi logam berat. Apabila karena ada zat pewarna lain atau yang berlebihan maka akan menyebabkan penyakit-penyakit tertentu yang memang karena pencemaran tertentu. Itu akan spesifik penyakitnya,” ungkap Uus.

0 Komentar