Penghasilannya sebagai buruh kasar hanya cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Itupun sudah diatur sedemikian rupa agar tidak sampai kelaparan.
Beruntungnya, saat ini perekonomian keluarga dibantu oleh anak laki-laki satu-satunya yang masih tinggal serumah, yang bekerja dengan menawarkan jasa menjahit.
Di usia yang sudah tak muda, Karnadi dan Saonah hanya menggantungkan harapan pada nasib mujur sang anak. Sebab ketika berharap pada orang lain, ia kerap kecewa.
Baca Juga:Pemkab Ciamis Diminta Transparan Soal Penyaluran Dana HibahCuking, Eks Ketua NPCI Jabar Asal Ciamis Ditahan Kejati Akibat Dugaan Penyelewengan Dana Hibah Rp 122 Miliar
Apalagi politisi pernah beberapa kali mendatangi rumahnya hanya dengan modal “cuap-cuap”. Bahkan Karnadi berkelakar, bahwa ia sudah kebal dengan janji-janji orang besar yang mendatangi rumahnya.
“Seueur anu tos kadieu aya anggota dewan oge. Basa harita difotoan tapi da teu aya bantosanna lah foto hungkul mah teu ngaruh (Banyak yang sudah ke sini anggota dewan juga ada. Dulu difoto rumah ini tetapi setelahnya tidak ada bantuan apapun. Hanya foto saja, tidak pengaruh, red),” cerita Karnadi. (Ayu Sabrina)