“Bank Indonesia mendukung penerapan konsep hijau bagi UMKM melalui pengembangan green process dan green output dengan berkomitmen pada prinsip keberlanjutan,” katanya.
Salah satu inisiatif yang dihadirkan adalah kalkulator hijau yang memungkinkan pelaku usaha menghitung emisi karbon dari kegiatan mereka, guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam kegiatan bisnis yang berkelanjutan.
“PKPT dan Puspa Kriya 2024 diharapkan dapat menjadi platform penting bagi pelaku UMKM untuk berinovasi, berkolaborasi, dan memanfaatkan teknologi digital demi memperluas pasar, meningkatkan daya saing, serta menciptakan keberlanjutan usaha yang mendukung ekonomi hijau,” harapnya.
Baca Juga:Pemkab Ciamis Diminta Transparan Soal Penyaluran Dana HibahCuking, Eks Ketua NPCI Jabar Asal Ciamis Ditahan Kejati Akibat Dugaan Penyelewengan Dana Hibah Rp 122 Miliar
Pemerintah Kota Tasikmalaya mengapresiasi langkah Bank Indonesia Tasikmalaya dalam mendukung digitalisasi UMKM melalui sistem pembayaran, penjualan, dan pemasaran yang membantu meningkatkan daya saing UMKM.
Penjabat Wali Kota Tasikmalaya Dr Cheka Virgowansyah mengatakan, China bisa selamat dari krisis karena memperkuat sektor UMKM.
“UMKM pula yang menyelamatkan ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Potensi UMKM di Kota Tasikmalaya ini besar, total ada 6.370 UMKM di Kota Tasikmalaya.
Makanya, PKPT dan Puspa Kriya 2024 ini sangat bagus untuk mengoptimalkan potensi UMKM di Kota Tasikmalaya.
Diharapkan jangkauan pemasaran UMKM semakin luas, peluang ekspor terbuka, dan kolaborasi antarpelaku usaha semakin kuat.
“Kegiatan ini juga menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan produk lokal ke pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun Kota Tasikmalaya tidak memiliki tempat tujuan wisata, namun kota ini menjadi tempat berkumpulnya wisatawan yang berkunjung ke daerah-daerah di sekitarnya.
Baca Juga:MAKLUMAT EYANG!!TPP Pegawai Pemkab Ciamis Sering Telat, Tokoh Pemuda Usul Pemerintah Lakukan Penyesuaian Anggaran
“Oleh karena itu kita akan support wisata-wisata yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, Banjar, Ciamis dan Pangandaran apalagi nanti kalau dia sudah berwisata pulangnya ke Kota Tasik, nginapnya di Kota Tasik,” ujarnya.
Dengan demikian, wisata di kabupaten bisa maju dan Kota Tasikmalaya juga berkembang ekonominya. Menurutnya, 25 persen pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tasikmalaya berasal dari sektor perhotelan, restauran, dan hiburan.
“Artinya kita akan memperkuat, kekuatan kita itu,” katanya.
Adapun upaya yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan kekuatan lain yang selama ini berkontribusi kuat terhadap perekonomian Kota Tasikmalaya, yakni UMKM yang telah menyumbang PAD sebesar 6 persen.