Persigar U17 Perlu Banyak Evaluasi, Permainannya Dinilai Monoton

Persigar u17
Skuad Persigar U17 sebelum bertanding pada Piala Soeratin belum lama ini. (Istimewa)
0 Komentar

GARUT, RADARTASIK.ID – Persigar U17 tersingkir dari kejuaraan Piala Soeratin 2024 setelah menelan kekalahan telak dari tuan rumah PSKC Cimahi di babak 26 besar.

Kegagalan Persigar U17 di ajang Piala Soeratin mendapatkan perhatian dari supporter. Sebab hasil saat ini masih sama dengan tahun lalu yang hanya bisa sampai babak 26 besar.

Ketua Garut Mania (Garman) Wildan Romadon mengatakan, setelah Persigar gagal lolos banyak pekerjaan rumah yang mesti dibenahi.

Baca Juga:2 Sekolah Rusak di Garut Akan Dibangun dengan Konstruksi Tahan GempaMenikmati View Talaga Bodas dari Gunung Sagara Garut

“Dengan terhentinya langkah Persigar ini menurut saya banyak PR yang harus dikerjakan oleh manajemen dan pelatih,” ucapnya, Jumat 25 Oktober 2024.

Ia menyampaikan kekecewaan terkait permainan Persigar U17. Sebab sebelumnya sempat disinggung soal mental pemain dan gampang tersulut emosi yang kembali terjadi di babak 26 besar.

Karena bermain dengan emosi, menurut dia, setelah tertinggal 2 gol para pemain menjadi hilang konsentrasi.

“Bermain penuh emosi dan buyar ketika sudah tertinggal 2-0 di menit awal pertandingan, tiga pilar menurut saya sangat penting dalam permainan sepak bola, center back, midfielder dan forward, ini untuk membangun build up dari bawah ke atas,” katanya

Namun di pertandingan kemarin dirinya melihat para pemain tidak berjalan build up dari bawah, pemain banyak bingung dan tidak berani menembakan tendangan jarak jauh ketika sudah deadlock di depan.

Kemudian center back tidak siap ketika di counter attack oleh tim lawan, midfilder Persigar kalah duel oleh pemain PSKC, serta pemain forward Perisgar bingung.

“Bermain terus di sayap sayap lapangan tapi setelah di depan dia bingung dan akhirnya lepas lagi bolanya,” lanjutnya.

Baca Juga:Teror Ketuk Pintu di Kota Banjar Bikin Warga ResahKebutuhan Mobil Pemadam Kebakaran Mendesak

Ia pun sempat berdiskusi dengan teman-teman Garman yang lainnya yang sama hadir di lapangan menonton pertandingan ketika deadlock pelatih seperti bingung tidak ada plan B atau C. Hal ini harus menjadi evaluasi untuk Piala Soeratin U17 tahun depan.

‘Tidak kecewa jika kalah tapi bosan dengan permainan yang monoton kali ini, beda dengan tahun lalu,” pungkasnya. (Agi Sugiana)

0 Komentar