Para Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Diberi Kuliah Budaya oleh Vokalis Letto

cawalkot
para kandidat calon wali kota dan wakil wali kota menghadiri \'kuliah budaya\' di GKT Rabu malam 24 Oktober 2024. (Firgiawan/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT) menggelar orasi budaya di halaman Gedung Kesenian kompleks Dadaha pada Rabu malam (23/10/2024). Acara ini dihadiri oleh para pegiat seni, penonton, dan sejumlah kandidat Pilkada 2024.

Menariknya, para calon kepala daerah tidak diberikan kesempatan berbicara di panggung. Mereka hanya ditugaskan untuk menyimak orasi budaya yang disampaikan oleh Sabrang Mowo Damar Panuluh, yang lebih dikenal sebagai Noe Letto.

Dari lima pasang calon, hanya tiga yang hadir, yaitu Cawalkot H Ivan Dicksan, Cawawalkot H Hendro Nugraha, dan Cawawalkot KH Aminuddin Busthomi.

Baca Juga:Pemkab Ciamis Diminta Transparan Soal Penyaluran Dana HibahCuking, Eks Ketua NPCI Jabar Asal Ciamis Ditahan Kejati Akibat Dugaan Penyelewengan Dana Hibah Rp 122 Miliar

Ketua DKKT, Bode Riswandi, menjelaskan bahwa keputusan untuk tidak memberikan mikrofon kepada para calon pemimpin didasarkan pada filosofi bahwa seorang pemimpin harus lebih banyak mendengar sebelum mengambil kebijakan.

“Sengaja para calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota tidak kami beri mic, sebab tugas mereka nanti itu harus banyak mendengar, lalu eksekusi melalui kebijakan,” ujar Bode.

Meskipun hanya tiga kandidat yang hadir, Bode tidak mempermasalahkan ketidakhadiran calon lainnya. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah mengundang semua pasangan calon tanpa membeda-bedakan.

“Kami undang seluruh paslon, 10 orang dari 5 paslon kami undang. Karena kami terbebas dari keberpihakan. Tapi persoalan mayoritas tak hadir, kita husnudzon saja mungkin ada kegiatan lain,” katanya.

Bode juga menekankan bahwa salah satu pesan penting yang ingin disampaikan melalui orasi budaya ini adalah pentingnya para calon pemimpin untuk memajukan kebudayaan, sesuai amanat konstitusi.

“Mereka mesti peduli terhadap kebudayaan, bahkan tidak hanya peduli, karena menghidupkan kebudayaan itu adalah amanat konstitusi,” tegasnya.

“Amanat Undang-undang jelas, bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakatnya untuk melestarikan kebudayaannya masing-masing,” tambah Bode.

Baca Juga:MAKLUMAT EYANG!!TPP Pegawai Pemkab Ciamis Sering Telat, Tokoh Pemuda Usul Pemerintah Lakukan Penyesuaian Anggaran

Dalam orasi budayanya, Sabrang atau Noe Letto menyoroti pentingnya budaya sebagai pondasi dalam pengambilan kebijakan. Ia menekankan agar budaya tidak dijadikan alat eksploitasi politik. “Hentikan eksploitasi budaya untuk kepentingan politik,” katanya.

Sabrang juga mengingatkan bahwa budaya telah ada jauh sebelum berdirinya Indonesia dan harus terus dijaga.

0 Komentar