Masuk Zona Megathrust, Masyarakat Pangandaran Diedukasi Mitigasi Bencana

Megathrust
Salah satu pantai di Kabupaten Pangandaran. Wilayah Pangandaran menjadi salah satu wilayah rawan ancaman megathrust. (Deni Nurdiansah/Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran terus melakukan sosialisasi mitigasi potensi gempa megathrust.

Kabupaten Pangandaran menjadi salah satu daerah rawan bencana dan zona megathrust. Sehingga masyarakat perlu mendapat edukasi mitigasi bencana.

Terutama msyarakat pesisir, khususnya pelaku usaha wisata. Bersama sama harus kembali melakukan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana.

Baca Juga:Gempa Bumi di Pangandaran Tidak Mempengaruhi Kunjungan WisataASN Diminta Jaga Semangat Perjuangan Tokoh Pangandaran!

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Pangandaran Rusyana mengatakan, telah melakukan sosialisasi atas arahan dari Provinsi Jawa Barat.

“Makanya, kita lakukan sosialisasi dan edukasi daerah rawan bencana dan zona megathrust. Kemudian, dilanjut simulasi posko,” ucapnya, Kamis 24 Oktober 2024.

Simulasi posko, kata dia, untuk mengaktifkan kembali posko komando di Kabupaten Pangandaran terkait daerah rawan bencana dan zona megathrust.

“Namun, sekarang ini baru sosialisasi dan edukasi daerah rawan bencana dan megathrust,” ungkapnya.

Pihak-pihak yang menerima edukasi daerah rawan dan zona megathrust yakni sebanyak 200 orang. Terdiri dari masyarakat pesisir, terutama para pedagang atau pelaku wisata.

“Terus, stakeholder di kawasan pantai yang di dalamnya ada kepala desa, BPD, organisasi-organisasi di Pangandaran,” ucapnya.

Ketika para wisatawan datang ke Kabupaten Pangandaran pun nantinya harus selalu mematuhi apa-apa yang disampaikan BPBD. Termasuk, rambu-rambu di kawasan wisata Pantai Pangandaran.

Baca Juga:Teror Ketuk Pintu di Kota Banjar Bikin Warga ResahKebutuhan Mobil Pemadam Kebakaran Mendesak

“Wisatawan ataupun masyarakat harus memahami alur-alur untuk menyelamatkan diri. Jangan mentang-mentang kondisi sehat, terus terlena, sehingga lupa ketika datang bencana,” katanya.

Karena, kata dia, yang namannya bencana gempa bumi, siapapun tidak dapat mengetahui kapan terjadinya. “Kalau potensi pasti ada, namun kapan terjadinya, siapapun tidak akan tahu,” ucapnya. (Deni Nurdiansah)

0 Komentar