TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Calon wakil wali kota nomor urut 4, Diky Candra, menyebut Viman adalah orang yang paling kecil potensinya melakukan korupsi, jika dipercaya memimpin Kota Tasikmalaya.
Hal itu ia lontarkan saat menjawab pertanyaan awak redaksi Radar Tasikmalaya Group tentang korupsi dalam diskusi bertajuk “Radar Bertanya” di Studio Radar Tasikmalaya TV pada Kamis 24 Oktober 2024.
Dalam diskusi yang disiarkan secara daring lewat media sosial, pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya nomor urut 4 ini mengawali diskusi dengan paparan visi misi, yang kemudian disambut pertanyaan awak redaksi Radar Tasikmalaya Group.
Baca Juga:Pemkab Ciamis Diminta Transparan Soal Penyaluran Dana HibahCuking, Eks Ketua NPCI Jabar Asal Ciamis Ditahan Kejati Akibat Dugaan Penyelewengan Dana Hibah Rp 122 Miliar
Moderator acara, Ayu Sabrina Barokah mengawali pertanyaan dengan menanyakan hal yang bisa menjadi alasan masyarakat memilih Viman-Diky. Sontak, komedian sekaligus aktor kawakan itu menjawab bahwa pasangannya, Viman Alfarizi, memiliki komitmen serius dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih.
“Paling kecil potensi korupsinya. Itu reason (alasan, red) saya kenapa mau menjadi wakil Pak Viman. Soal komitmen urusan korupsi. Saya banyak tawaran daerah lain, tawaran syuting. Tapi ada panggilan ke saya dari Pak Viman, dan saya lihat itu. Itu komitmen yang bisa kita dikerjakan, maka di salah satu misi kami, bagaimana tempatkan birokrasi sesuai kompetensi dan potensinya,” kata Diky.
Diky mengungkapkan bahwa belakangan ini sebenarnya banyak pejabat minta bertemu dengan dirinya. Namun, ia menolak karena khawatir menjadi pintu masuk terjadinya nepotisme dalam sistem pemerintahan apabila nanti ia dan Viman terpilih.
“Bukan saya sombong atau memutus silaturahmi, takutnya kalau kami jadi, kami itu ingin posisikan pejabat sesuai kompetensi dan potensi yang ada,” tegas pria yang mengaku masih keturunan Wiradadaha itu.
Ia kemudian melanjutkan, bahwa masyarakat bisa memberikan pasangan pada pasangan Viman-Diky, lantaran berkomitmen membenahi kota.
Diky menyebut jika keinginan membenahi kota itu bukan sebatas retorika tapi sudah mulai implementasikan dengan terjun langsung ke masyarakat, serta mengunjungi beberapa dinas untuk mengetahui kondisi terkini berbagai program pembangunan di Kota Tasikmalaya.
“Itulah secara filosofis kenapa kami saat hadir pengundian nomor urut, pakai becak, didorong relawan. Karena kita tak mungkin berdua saja bekerja membenahi kota, tapi membutuhkan dukungan seluruh komponen masyarakat. Kenapa Ibunya (istri, Red) yang duduk di dalam becak, beliau gudang ilmu, kaum ibu sebagai figur pendidik utama di rumah dalam menangkal problem kota ini, seperti geng motor dan persoalan lainnya,” papar Diky.