TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ratusan petani dari empat desa di Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, menghadiri pelatihan ”Sekolah Lapang Good Manufacturing Practices (GMP)” yang berlangsung selama empat hari, dari 22 hingga 25 Oktober 2024.
Pelatihan ini difokuskan pada budi daya padi organik dan pengolahan pupuk organik secara mandiri, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para petani tentang praktik pertanian yang ramah lingkungan.
Kegiatan yang dilaksanakan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya tersebut tersebar di delapan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) yang telah ditentukan antara lain Bantarkalong 1 (UPPO Blok Cijengkol), Bantarkalong 2 (UPPO Blok Cinalar), Darawati 1 (UPPO Blok Cisereh), Darawati 2 (UPPO Blok Cilitra).
Baca Juga:MTsN 14 Tasikmalaya Semarakkan Hari Santri 2024 dengan Kegiatan Penuh MaknaSekda Kabupaten Tasikmalaya Tekankan Kembali Pentingnya Netralitas ASN Menjelang Pilkada
Kemudian Padawaras 1 (Saung Poktan Blok Cipeuteuy), Padawaras 2 (UPPO Harapan III Blok Pasirdahu), Kertasari 1 (Saung Poktan Mulyasari Blok Cihamerang), dan Kertasari 2 (Saung Poktan Rancabango Blok Datarkadu).
Pada setiap titik, para petani diberikan materi tentang budi daya padi organik dan metode pembuatan pupuk organik.
Salah satu fasilitator Sekolah Lapang Good Manufacturing Practices (GMP) Padi Organik di Darawati 1 (UPPO Blok Cisereh), Agus Prawirajaya, menjelaskan pentingnya pemanfaatan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) untuk mengolah kotoran hewan sebagai pupuk yang berguna bagi pertanian organik.
Agus menekankan bahwa petani harus menjadi subjek utama yang diberdayakan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, terutama dalam pengolahan pupuk dan benih secara mandiri.
Tujuannya adalah agar petani tidak bergantung pada produk eksternal dan bisa memproduksi semua kebutuhan mereka sendiri, termasuk pupuk, benih, dan pestisida.
Menurut Agus, penggunaan pupuk organik juga membantu memperbaiki struktur tanah dan menjaga siklus biologisnya, yang akan meningkatkan kualitas hasil pertanian.
Dalam pelatihan ini, petani juga diingatkan bahwa lahan pertanian adalah basis ekologi yang harus dilestarikan kesuburannya.
Baca Juga:Momentum Meneladani Perjuangan Santri, Merengkuh Masa Depan dengan Semangat JuangSantri Jangan Terjebak Politik Praktis dalam Pilkada Kabupaten Tasikmalaya
Pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan dapat merusak tekstur tanah dan mengganggu siklus biologis di dalamnya.
Oleh karena itu, petani didorong untuk mulai beralih dari pupuk anorganik yang bisa membuat tanah menjadi keras dan tidak subur bagi generasi mendatang.
Agus juga menggarisbawahi bahwa penggunaan pupuk organik memiliki manfaat besar bagi kesehatan tanah dan para petani itu sendiri.