Tunjangan Belum Cair karena Defisit Anggaran, Pegiat Sarasa: Tata Kelola Keuangan Buruk

Defisit anggaran
Pegiat Serasa Pangandaran Tedi Yusnand
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Belum dibayarkannya Tunjangan Penghasilan Aparatur Perangkat Desa (TPAPD) dinlai sebagai salah satu dampak dari defisit anggaran Kabupaten Pangandaran.

Selain tunjangan perangkat desa yang tertunda, akibat defisit anggaran itu juga menyebabkan gaji honorer di Kabupaten Pangandaran juga tertunda.

Pegiat Sarasa Pangandaran Tedi Yusnanda N mengatakan, persoalan defisit anggaran yang mendera Kabupaten Pangandaran bukanlah semata-mata isu politik, tetapi lebih kepada akar masalah tata kelola keuangan yang buruk.

Baca Juga:Kapan Cair? Tunjangan Perangkat Desa di Pangandaran Belum Semua DibayarkanPerketat Pengawasan, Cegah Kebocoran PAD Pangandaran dari Sektor Perikanan Tangkap

“Ini bukan tentang menyudutkan atau mempolitisasi, tapi kita harus berpikir realistis bahwa ke depan, Pangandaran membutuhkan pemimpin yang tidak hanya pandai berjanji, melainkan yang mampu mengatasi defisit ini secara sistematis,” ucapnya, Selasa 22 Oktober 2024.

Menurutnya, defisit anggaran yang terjadi di Kabupaten Pangandaran diduga hasil dari pengelolaan keuangan yang serampangan.

Karena itu, kata dia, perlu pemimpin dengan dua karakter utama, seorang “arsitek” yang andal dalam merancang pembangunan yang berkelanjutan dan seorang “dokter spesialis” yang mampu mendiagnosis penyakit akut di sektor keuangan daerah.

Menurutnya, Kabupaten Pangandaran butuh arsitek yang mampu merencanakan pembangunan dengan visi yang jelas, sehingga memiliki daya ungkit besar terhadap kesejahteraan masyarakat.

Dia mengibaratkan pemimpin ideal ini sebagai seorang yang paham detail perencanaan, memiliki strategi yang matang, dan mampu merancang masa depan Kabupaten Pangandaran dengan pijakan yang kuat.

“Bukan hanya sekadar menyusun anggaran proyek-proyek besar tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang, ” lanjutnya.

Tapi, menurut Tedi, karakter arsitek saja tidak cukup. Mengingat kondisi keuangan daerah yang sudah buruk, dibutuhkan juga sosok pemimpin yang memiliki kapasitas sebagai “dokter spesialis.”

Baca Juga:Kebutuhan Mobil Pemadam Kebakaran MendesakPj Bupati Pangandaran Mencium Potensi Pariwisata Selain Pantai

Keuangan daerah saat ini, kata dia, berada dalam kondisi kritis seperti penyakit kronis yang memerlukan penanganan khusus.

“Dibutuhkan seorang dokter yang mampu mendiagnosis masalah ini secara tepat dan memberikan obat yang pas agar Pangandaran bisa pulih, ” ujarnya.

Tedi menekankan pentingnya pengalaman dan pengetahuan yang kuat dalam memimpin daerah ini.

Di tengah krisis defisit anggaran yang sedang berlangsung, Tedi menegaskan bahwa masyarakat Pangandaran harus lebih cerdas dalam memilih pemimpin.

0 Komentar