Ketiga, Nyai Hajah R Djuaesih, pendiri organisasi Muslimat NU. Meski banyak tantangan dari kalangan kiai NU yang patriarkis, Djuaesih tetap memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan agama dan pengetahuan umum. Ia menjadi pendakwah yang berani dan menggerakkan emansipasi perempuan di lingkungan NU.
“Nyai Djuaesih inilah yang berkontribusi besar terhadap gerakan perempuan di lingkungan NU, seorang pendakwah yang lugas dan penggerak emansipasi yang otodidak,” tambah Ilma.
Dalam peringatan Hari Santri Nasional ini, Ilma mengajak perempuan santri untuk terus berjuang. “Perempuan harus menuangkan wawasan dan pengetahuannya untuk dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Supaya perempuan sebagai santri jaya kan negeri,” pungkasnya. (Fatkhur Rizqi)