Kebanggaan Ibu Yuli semakin bertambah karena Tania kini dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian keluarga dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Alhamdulillah Tania sudah bisa bantu ekonomi keluarga, bahkan Tania juga bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi,” tuturnya.
Lebih dari sekadar dampak pada diri pribadi, pekerjaan Tania juga membawa manfaat bagi masyarakat melalui pendampingan yang dilakukan dalam pertemuan rutin.
““Tania mendampingi langsung ibu-ibu nasabah, membantu mereka menjadi perempuan yang lebih berdaya, dan memiliki kehidupan yang lebih berarti. Ini seperti doa-doa saya selama ini bahwa anak saya dapat bermanfaat dan menebar kebaikan untuk masyarakat,” jelas Ibu Yuli,” pungkas Yuli.
Baca Juga:Pelaku Pencurian di Konter Ponsel di Tasikmalaya Tertangkap, Ternyata Maling Juga di Toko LainPotensi Sengketa Pilkada Selalu Ada, Bawaslu Kota Tasikmalaya Siapkan Penyelesaiannya
Ainul Yaqin, Kepala Corporate & Marketing Communication BTPN Syariah, menekankan bahwa BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat inklusi. Perbankan BTPN Syariah memberikan akses layanan keuangan yang sesuai dan program pemberdayaan untuk mengembangkan usaha serta menjanjikan kehidupan yang lebih baik.
“”Bahwa program pemberdayaan BTPN Syariah itu sangat tergantung terhadap Community Officer yang akan menjadi role model atau pendamping bagi ibu-ibu nasabah. Seperti diketahui, yang terpenting dalam proses bisnis BTPN Syariah adalah membangun perilaku unggul nasabah segmen ultra mikro, yaitu BDKS; Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu atau Solidaritas melalui kumpulan yang digelar setiap dua minggu sekali dan didampingi oleh Community Officer. Solidaritas tersebut akan terbangun menjadi daya tahan yang baik untuk menghadapi apapun kondisi komunitas secara bersama-sama,” jelasnya.
Saat ini, jumlah Community Officer di BTPN Syariah telah mencapai sekitar 176, melayani lebih dari 41 ribu ibu nasabah dengan pembiayaan yang tersalurkan lebih dari Rp152,73 miliar per semester I 2024. Pembiayaan ini tidak terlepas dari peran penting Community Officer yang membuka akses lebih luas bagi masyarakat inklusi di Indonesia.(*)