Ia memahami bahwa banyak dari mereka merasa enggan untuk terbuka tentang masalah pribadi, apalagi jika harus membayar.
Oleh karena itu, layanan gratis ini diharapkan dapat mengurangi hambatan finansial dan stigma yang sering melekat pada isu kesehatan mental.
Menurut dia, seringkali, bahkan layanan gratis pun masih sulit menarik minat orang untuk datang dan terbuka tentang masalah mental mereka.
Baca Juga:Sensasi Japanese Steak & Teppanyaki All You Can Eat di Aston Inn Tasikmalaya, Hanya Rp 120 RibuFestival Domba dan Kambing Pakansari: Polbangtan Bogor Tampilkan Inovasi Ternak Unggulan
Ia menambahkan, dengan adanya layanan tanpa biaya, anak muda diharapkan merasa lebih nyaman untuk berkonsultasi tanpa tekanan tambahan.
Dalam program ini, Syaikhu juga menekankan pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi.
Ia menyadari bahwa tidak semua orang tua mampu memahami dan mendampingi anak-anak mereka dalam menghadapi persoalan mental.
Oleh karena itu, peran psikolog di sekolah dan kampus dianggap sangat penting untuk memberikan dukungan emosional dan mental kepada anak muda.
Dengan langkah ini, Syaikhu berharap anak-anak muda Jawa Barat bisa mendapatkan akses layanan kesehatan mental yang layak dan memadai.
Selain itu, inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih peduli terhadap kesejahteraan mental generasi muda, membantu mereka menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.
Melalui program ini, Ahmad Syaikhu menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kesehatan mental anak muda sebagai salah satu fokus utama dalam visinya untuk Jawa Barat.
Baca Juga:Polbangtan Bogor Pacu Produktivitas Pertanian di Jonggol, Irigasi Modern Jadi KunciOptimistis AC Milan Akan Bangkit, Loftus-Cheek Akui Peran Besar Maurizio Sarri dalam Kariernya
Ia berharap, dengan adanya pos konseling di sekolah dan kampus, lebih banyak anak muda akan merasa didampingi dan memiliki tempat untuk mencari solusi atas masalah mereka.
Dengan strategi yang terstruktur dan pendekatan yang empatik, Syaikhu bertekad membawa perubahan positif dalam penanganan isu kesehatan mental di kalangan generasi muda Jawa Barat. (*)