MAJALENGKA, RADARTASIK.ID – Permasalahan kesehatan mental di kalangan anak muda semakin menjadi perhatian serius di Indonesia. Ahmad Syaikhu, Calon Gubernur Jawa Barat dengan nomor urut 3, telah menyusun strategi inovatif untuk menangani isu ini.
Fokus utamanya adalah memperbanyak pos konseling kesehatan mental di sekolah, kampus, dan tempat-tempat strategis lain yang mudah dijangkau oleh anak muda.
Syaikhu mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi mental anak muda, terutama Generasi Z, yang kerap mengalami tekanan dalam menghadapi berbagai persoalan hidup di era digital.
Baca Juga:Sensasi Japanese Steak & Teppanyaki All You Can Eat di Aston Inn Tasikmalaya, Hanya Rp 120 RibuFestival Domba dan Kambing Pakansari: Polbangtan Bogor Tampilkan Inovasi Ternak Unggulan
Dia melihat banyak dari mereka tidak memiliki panduan yang memadai ketika berhadapan dengan tantangan dan masalah personal.
Hal ini ia sampaikan saat berbincang dengan sejumlah anak muda di rumah makan Saung Eurih, Kabupaten Majalengka, pada Sabtu, 19 Oktober 2024.
Syaikhu menyadari bahwa dukungan kesehatan mental sangat penting bagi generasi muda dalam mempersiapkan masa depan.
Oleh karena itu, salah satu inisiatif yang akan ia dorong adalah memperbanyak layanan konseling kesehatan mental di sekolah dan kampus.
Ia menjelaskan, keberadaan psikolog di lingkungan pendidikan akan menjadi kunci untuk memberikan advokasi dan pendampingan kepada siswa dan mahasiswa.
Program ini tidak hanya bertujuan menyediakan layanan psikologis, tetapi juga memastikan layanan tersebut mudah diakses.
Menurutnya, keberadaan konselor profesional di sekolah dan perguruan tinggi akan membantu anak muda untuk lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaan dan menghadapi masalah tanpa takut akan stigma sosial.
Baca Juga:Polbangtan Bogor Pacu Produktivitas Pertanian di Jonggol, Irigasi Modern Jadi KunciOptimistis AC Milan Akan Bangkit, Loftus-Cheek Akui Peran Besar Maurizio Sarri dalam Kariernya
Salah satu poin penting dalam program ini adalah bahwa semua layanan konseling akan disediakan secara gratis. ”Gratis, karena ini masalah mental,” ungkap mantan Wakil Wali Kota Bekasi.
Syaikhu menekankan bahwa masalah kesehatan mental kerapkali terabaikan lantaran adanya kendala biaya.
”Orang gratis saja belum tentu ada yang mau datang,” lanjut politisi kelahiran 23 Januari 1965 ini.
Ia berpendapat bahwa kesehatan mental tidak boleh dianggap remeh dan harus diprioritaskan sama seperti kesehatan fisik.
Menurut Syaikhu, akses layanan tanpa biaya adalah langkah penting untuk mendorong lebih banyak anak muda memanfaatkan layanan konseling.