“Saya melihat film ini seharusnya bisa menjawab apa yang dituduhkan oleh Dirty Vote, soal potensi kecurangan dalam Pilpres melalui peran Penjabat kepala daerah di beberapa kabupaten atau kota. Adanya bohir atau bos di balik tokoh politik yang menjadi penyokong ongkos politik memang ada, tapi tidak dibongkar sepenuhnya di sini,” ungkap Miqdar.
Bohir, yang berasal dari kata Belanda bouwheer, berarti kontraktor, namun dalam konteks politik, istilah ini mengacu pada pemilik modal atau rentenir politik yang mendanai calon dalam pemilihan.
Selain itu, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya saat ini juga sedang melangsungkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Miqdar menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan bohir juga terlibat dalam mendukung pasangan calon untuk meraih suara dalam pemilihan tersebut. (Ayu Sabrina)