Polbangtan Bogor Pacu Produktivitas Pertanian di Jonggol, Irigasi Modern Jadi Kunci

Jonggol
Tim dari Polbangtan Bogor melaksanakan monitoring dan evaluasi (Monev) Program Perluasan Areal Tanam (PAT) di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, pada Selasa, 15 Oktober 2024. (Polbangtan Bogor)
0 Komentar

Poktan Saluyu merencanakan untuk memulai masa tanam berikutnya pada November 2024.

Desa Wening Galih – KWT Melati

Di Desa Wening Galih, Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati mendapatkan satu unit pompa untuk menyelamatkan lahan seluas 30.000 meter persegi.

Pompa tersebut memerlukan 9-10 liter bensin untuk beroperasi selama 10 jam, dengan biaya harian mencapai Rp100.000.

Namun, para petani di desa ini menghadapi tantangan berupa rendahnya curah hujan dan terbatasnya sumber air, sehingga hanya dapat melakukan penanaman sebanyak satu hingga dua kali per tahun.

Baca Juga:Optimistis AC Milan Akan Bangkit, Loftus-Cheek Akui Peran Besar Maurizio Sarri dalam KariernyaBuka-bukaan, Paul Pogba Ungkap Hubungan dengan Mourinho dan Alasan Manchester United Blokir Transfernya

Selain itu, petani juga menggunakan pompa swadaya untuk memastikan air dapat mencapai area yang sulit dijangkau.

Desa Jonggol – Poktan Tirta Mukti

Kelompok Tani Tirta Mukti di Desa Jonggol memanfaatkan satu unit pompa yang berhasil mengairi lahan seluas 47.000 meter persegi.

Lokasi lahan yang lebih datar di desa ini memungkinkan penggunaan bahan bakar yang lebih efisien, dengan konsumsi 7 liter bensin untuk 10 jam operasional dan biaya Rp70.000 per hari.

Kendati demikian, petani masih menghadapi tantangan serupa, yaitu jarak lahan yang jauh dari sumber air, sehingga membutuhkan penggunaan selang tambahan untuk memastikan distribusi air berjalan lancar.

Poktan Tirta Mukti dijadwalkan memulai musim tanam baru pada Oktober 2024.

Tantangan dan Upaya Berkelanjutan

Secara keseluruhan, program bantuan pompa dari Kementerian Pertanian telah menunjukkan hasil yang positif dalam membantu petani mengatasi masalah kekeringan dan mempertahankan produktivitas lahan.

Namun demikian, beberapa kendala teknis masih menjadi perhatian, seperti kebutuhan akan selang tambahan dan jarak yang cukup jauh antara lahan pertanian dan sumber air.

Meskipun bantuan pompa dari pemerintah menjadi tumpuan utama, upaya swadaya dari petani juga berperan penting dalam memastikan keberlanjutan produksi.

Baca Juga:Bodo Amat! Juventus Abaikan Keinginan Paul Pogba untuk Kembali di 2025Inisiatif Cerdas! Begini Cara Alfamart Tekan Angka Stunting di 12 Kota dan Kabupaten

Polbangtan Bogor bersama dengan para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) berkomitmen untuk terus memantau dan memberikan pembinaan kepada kelompok tani.

Hal ini dilakukan agar setiap rencana tanam berikutnya dapat terlaksana sesuai jadwal dan hasil produksi tetap maksimal.

Dengan sinergi antara bantuan pemerintah dan inisiatif petani, diharapkan Program PAT ini tidak hanya dapat memperkuat ketahanan pangan di Kecamatan Jonggol, tetapi juga mendorong keberlanjutan sektor pertanian di masa depan.

0 Komentar