BOGOR, RADARTASIK.ID – Tim dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor telah melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) Program Perluasan Areal Tanam (PAT) di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa pompa bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) dimanfaatkan secara optimal, sekaligus mengenali berbagai hambatan yang dialami petani selama penerapannya di lapangan. Monev ini dilaksanakan pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa perguruan tinggi vokasi yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian berperan penting dalam mendorong kemajuan sektor pertanian nasional.
Baca Juga:Optimistis AC Milan Akan Bangkit, Loftus-Cheek Akui Peran Besar Maurizio Sarri dalam KariernyaBuka-bukaan, Paul Pogba Ungkap Hubungan dengan Mourinho dan Alasan Manchester United Blokir Transfernya
Menurut dia, inovasi dalam pertanian modern hanya bisa diwujudkan jika didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, di mana Polbangtan berperan sebagai ujung tombak dalam mencetak tenaga profesional di bidang ini.
Dalam berbagai kesempatan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengemukakan bahwa pompanisasi merupakan solusi efektif untuk memastikan pasokan air tetap tersedia, terutama selama musim kemarau atau bagi lahan yang jauh dari sumber air.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi padi dan menjaga stabilitas produksi meskipun dihadapkan dengan keterbatasan alam.
Monitoring yang dilakukan di Kecamatan Jonggol melibatkan tiga desa, yaitu Desa Sukagalih, Desa Wening Galih, dan Desa Jonggol.
Setiap desa diwakili oleh kelompok tani yang telah menerima bantuan pompa untuk mendukung produktivitas lahan mereka.
Pada setiap lokasi, kegiatan pendampingan langsung diberikan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bernama Evi, guna memastikan penerapan bantuan berjalan efektif.
Pemanfaatan Pompa dan Kendala di Setiap Desa
Desa Sukagalih – Poktan Saluyu
Poktan Saluyu di Desa Sukagalih telah menerima dua unit pompa bantuan yang digunakan untuk mengairi lahan seluas 40.000 meter persegi.
Baca Juga:Bodo Amat! Juventus Abaikan Keinginan Paul Pogba untuk Kembali di 2025Inisiatif Cerdas! Begini Cara Alfamart Tekan Angka Stunting di 12 Kota dan Kabupaten
Pompa tersebut beroperasi dengan konsumsi bahan bakar sebanyak 8 liter bensin per 8 jam dengan biaya operasional Rp80.000 per hari.
Meskipun pompa berhasil membantu mengatasi masalah kekeringan, jarak lahan yang jauh dari sumber air menimbulkan tantangan tambahan bagi petani, yang terpaksa harus menggunakan selang tambahan untuk mendistribusikan air secara efektif.