Kunci Pengendalian Inflasi di Kota Tasikmalaya, Inovasi Lokal Membuat Perbedaan

inflasi
Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Dr Cheka Virgowansyah, mengikuti helaran budaya pada Minggu, 13 Oktober 2024. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang dapat berdampak negatif pada aktivitas perekonomian, terutama jika tidak dikelola dengan baik.

Menghadapi tantangan tersebut, Pemerintah Kota Tasikmalaya mengimplementasikan berbagai program strategis untuk menekan fluktuasi harga dan menjaga stabilitas ekonomi lokal.

Salah satu inisiatif utama yang diperkenalkan adalah Warung Stabilisasi Inflasi Kota Tasik, atau lebih dikenal dengan sebutan Wangsit. Program ini bertujuan menjaga keterjangkauan harga komoditas yang berkontribusi pada inflasi di sepuluh kecamatan.

Baca Juga:Tasik Tersenyum: Transformasi Kota Resik dengan Inovasi dan KolaborasiWarga Ramai Ikuti Jalan Sehat, Cheka: Bukti Masyarakat Peduli Kesehatan dan Kebersamaan

Melalui Wangsit, berbagai produk dijual di bawah harga eceran tertinggi untuk memastikan harga kebutuhan pokok tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat.

Selain Wangsit, pemerintah juga meluncurkan program Pengembangan Paranje, yang merupakan inisiatif peternakan ayam paranje. Program ini telah dibangun di beberapa lokasi strategis di Kota Tasikmalaya dan mampu memproduksi hingga 750 ekor ayam per kandang.

Dr Cheka Virgowansyah, Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, mengungkapkan bahwa program paranje ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan konsumsi ayam, yang termasuk salah satu komoditas penyumbang inflasi.

Dia juga menjelaskan bahwa program tersebut tidak hanya bertujuan mengendalikan inflasi, tetapi juga memiliki manfaat lingkungan.

”40 persen pakan yang digunakan pada ayam paranje ialah maggot yang dikalkulasikan dapat menyerap 7,5 ton sampah organik setiap titiknya,” jelas Cheka.

Tidak hanya melalui pemberdayaan ekonomi dan pengelolaan harga komoditas, Pemerintah Kota Tasikmalaya juga berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengendalian inflasi.

Salah satu program edukatif yang diinisiasi adalah Sejuta Tanaman Cegah Inflasi atau disingkat Setaman Cinta. Program ini menekankan pentingnya pengendalian inflasi di tingkat daerah melalui kemandirian dalam budi daya komoditas pangan, yang bertujuan mendorong masyarakat untuk aktif menanam dan mengelola sumber pangan mereka sendiri.

Baca Juga:Ini Dia Nama-Nama Pelamar Open Bidding Sekda Kota Tasikmalaya5 Orang Berebut Kursi Sekda Kota Tasikmalaya: 4 dari Internal Pemkot, 1 dari Luar

Selain inisiatif tersebut, pemanfaatan lahan tidur juga menjadi bagian dari strategi pemerintah. Salah satu contoh nyata adalah pemanfaatan lahan seluas satu hektare di sekitar TPU Aisya Rasidah untuk budi daya cabai merah. Pemerintah menanam 18 ribu bibit cabai merah di lahan ini, dan hasilnya telah beberapa kali dipanen, menghasilkan produksi cabai merah lebih dari 3 ton.

0 Komentar