BOGOR, RADARTASIK.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggencarkan Program Perluasan Areal Tanam (PAT) dan pompanisasi untuk mengatasi kekeringan lahan serta meningkatkan produksi tanaman pangan.
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor turut berperan aktif dalam mendukung program ini dengan melakukan monitoring bantuan pompa air di Kelompok Tani (Poktan) Rahayu, Desa Rabak, serta Poktan Bina Warga Babakan, Desa Gobang, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor pada Kamis, 5 September 2024.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam beberapa kesempatan menegaskan bahwa salah satu fokus program PAT adalah pompanisasi.
Baca Juga:Honda DBL 2024: Siapa Tim Basket SMA Terbaik di Jawa Barat?Gerakan Tanam Padi Gogo di Bogor, Ketahanan Pangan dari Lahan Tidur
Tujuan utama program ini adalah memastikan ketersediaan air hingga ke lahan pertanian, sehingga perluasan areal tanam dapat terwujud.
Dia menambahkan bahwa Kementan sepenuhnya mendukung pompanisasi sebagai upaya untuk meningkatkan produksi dan memperluas areal tanam di berbagai daerah.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyoroti pentingnya Program PAT sebagai solusi cepat dalam menghadapi kekeringan yang disebabkan oleh fenomena El Nino.
Dia menjelaskan bahwa upaya perluasan areal tanam ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan produksi pangan nasional.
Di Desa Rabak, Poktan Rahayu menerima bantuan satu unit pompa air yang digunakan untuk lahan seluas sekitar 4 hektare.
Program ini juga mendapatkan pendampingan dari penyuluh pertanian setempat, Yulianto, yang memastikan proses penggunaan pompa berjalan dengan baik.
Ketua Poktan Rahayu, Bahrudin, mengungkapkan bahwa pompa tersebut diterima dalam kondisi baik pada Mei 2024 dan telah berfungsi optimal sejak itu.
Baca Juga:Unlock The Vibes: Nikmati The Papandayan Jazz Fest 2024 dengan Diskon Spesial dari bank bjb!Jadi Adem dan Tamu Nyaman, Ini 6 Tips Memilih Kipas Angin untuk Ruang Tamu Anda!
Menurut dia, pompa berkapasitas 2 liter tersebut mampu beroperasi selama 4 jam dengan menggunakan bahan bakar bensin.
Bahrudin menjelaskan bahwa air yang digunakan untuk irigasi bersumber dari Sungai Citemupuhan, yang jaraknya sekitar 5 meter dari lokasi pompa.
Dia menambahkan bahwa petani di wilayah tersebut berharap adanya pembangunan irigasi untuk lahan-lahan lain yang saat ini tidak memiliki saluran air.
Bahrudin juga menyatakan komitmennya untuk mengganti tanaman jeruk limau dengan padi jika saluran irigasi tersebut terealisasi.
Sebelum adanya bantuan pompa, para petani terpaksa menggunakan saluran irigasi yang tercemar limbah peternakan ayam, sehingga tanaman padi tidak dapat tumbuh dengan baik. Hal ini membuat banyak petani enggan menanam padi.