BANJAR, RADARTASIK.ID – Seorang penyuluh pertanian di Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (Distan) Kota Banjar membuat inovasi. Namanya Sapu Jagat.
Penyuluh Pertanian Ahli Pertama Ade Wulan STP dari Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Banjar itu berhasil membuat inovasi Sapu Jagat (Sampah Dapur Jadi Segalanya Bagi Petani), yakni pemanfaatan sampah dapur jadi sebuah pupuk organik.
Kepala Distan Kota Banjar Yoyon Cuhyon mengatakan, penyuluh pertanian tersebut berhasil membuat inovasi di bidang pertanian membuat pupuk organik.
Baca Juga:Citanduy Culinary Night, Spot Kuliner Baru di Kota BanjarMenanti Reaktivasi Jalur Kereta Api Banjar-Pangandaran
“Bahan bakunya dari sampah dapur rumah tangga yang banyak ditemukan, melihat hal itu lalu dibuatlah inovasi,” ucapnya Kamis 10 Oktober 2024.
Inovasi tersebut disambut baik, karena memanfaatkan sampah atau limbah dapur untuk dijadikan bahan pembuatan pupuk organik.
Prosesnya pun terbilang mudah. Hanya saja hasilnya menunggu cukup lama, sekitar satu bulan, baru menjadi pupuk organik.
“Alhamdulillah berkat inovasi tersebut, kita berhasil meraih juara 3 dalam ajang Kompetisi Inovasi Kota Banjar, KibarAwards 2024, Agustus kemarin,” ujarnya.
Kepala Bappelitbangda Kota Banjar H Andi Bastian menambahkan, Kibar Awards mendorong kreativitas dan inovasi masing-masing unsur pendidikan dan organisasi perangkat daerah (OPD).
“Tujuannya untuk mengajak seluruh elemen untuk berpartisipasi dalam menciptakan solusi inovatif, yang dapat mengatasi berbagai tantangan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” jelasnya.
Dengan adanya inovasi diharapkan dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan, serta memperkuat posisi Kota Banjar sebagai kota yang modern, ramah lingkungan dan inklusif.
Baca Juga:Teror Ketuk Pintu di Kota Banjar Bikin Warga ResahKebutuhan Mobil Pemadam Kebakaran Mendesak
Melalui inovasi, maka penggunaan sumber daya akan dapat diefektifkan. Sehingga akan tumbuh budaya kerja cerdas, kerja keras dan kerja ikhlas.
“Ada 79 inovasi, terdiri dari unsur pendidikan sebanyak 23 inovasi dan unsur perangkat daerah sebanyak 56 inovasi,” imbuhnya.
Sementara itu, penyuluh pertanian Ade Wulan menerangkan, awalnya melakukan uji coba pengolahan tanah sawah tadah hujan di wilayah Kecamatan Banjar pada Agustus 2022 lalu.
“Saat itu kita lakukan uji coba pengolahan tanah sawah tadah hujan dengan membuat pupuk organik dari sampah dapur,” terangnya.
Bahan pupuk organik dari sampah dapur berupa air cucian beras, sisa nasi yang belum dimakan, buah-buahan maupun kulitnya dijadikan satu.