Menurutnya generasi tua sudah cukup terkontaminasi dan menganggap pola politic transaksional sebuah kewajaran. Maka dari itu harapan menghentikan money politic ada di kaum muda. “Makanya pendidikan politik kepada generasi muda harus digencarkan,” tuturnya.
Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Tasikmalaya Dr Ade Zaenul Mutaqin juga mengatakan bahwa money politic merupakan hal yang perlu dicegah. Salah satunya dengan melakukan pendidikan politik oleh penyelenggara secara intensif kepada masyarakat. “Meskipun tidak sampai zero, tapi upaya itu harus dilakukan,” terangnya.
Banyaknya kandidat pasangan calon di Pilkada Kota Tasikmalaya juga diharapkan bisa membawa aura yang positif, termasuk menekan potensi money politic. Karena pada dasarnya masyarakat memiliki banyak figur untuk dipilih terlepas siapa yang memberi mereka uang. “Secara demokrasi banyaknya pasangan merupakan hal positif, mudah-mudahan juga mempersempit ruang money politic,” imbuhnya.
Baca Juga:Ketua Umum DPP PPP Merinding Tahu Kondisi Anggaran di Kota Tasikmalaya!Kecamatan Cibeureum Dapat Perhatian dari M Yusuf-Hendro Nugraha
Sejumlah aktivis pun menyerukan penolakan terhadap praktik politik uang. Salah satunya Ketua Sapma PP Kota Tasikmalaya Muamar Khadapi yang mengatakan Pilkada Kota Tasikmalaya harus dipilih dengan cara yang dipilih melalui proses yang baik. “Pemimpin Kota Tasikmalaya mendatang adalah pemimpin yang memiliki kejujuran, integritas, bersih dan peduli terhadap rakyat,” ucapnya.
Pihaknya pun siap melaporkan ketika memang ada temuan praktik money politic di Pilkada ini. Bukan hanya pelaku yang memberi, namun juga yang menerimanya. “Mereka yang memberi dan menerima praktik politik uang, sama salahnya,” ucapnya.(rangga jatnika)