Festival Sastra Tasikmalaya: Lomba Baca Puisi Angkat Tren Sastra di Kalangan Anak Muda

penulisan
Penulis puisi dalam antologi \"telor ceplok\" saat menerima penghargaan di malam lomba baca puisi pada festival sastra, Minggu (13/10/24). (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Yayasan Langgam Pustaka Indonesia, bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menggelar Lomba Baca Puisi dalam rangka Festival Sastra di Gedung Creative Center, Dadaha, Kota Tasikmalaya, pada Sabtu (12/10/2024) dan Minggu (13/10/2024).

Acara ini merupakan bagian dari program Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra Periode II Tahun 2024. Karya-karya yang dibacakan pada acara tersebut merupakan hasil ciptaan 10 pegiat sastra yang telah dikarantina selama sepekan pada 8-14 September lalu. Setiap peserta menulis 15 puisi, yang kemudian dibukukan dalam antologi berjudul “Telor Ceplok”.

Sepuluh pegiat sastra yang berpartisipasi terdiri dari berbagai usia dan profesi, mulai dari anak muda, mahasiswa, hingga guru sekolah. Mereka adalah Sirri Shofia Zahri, Euis Suryaningsih, Ine Fahmatunisa, Indra Rahayu Permana, M Ilham Sirojudin, Robby Dwi Prasetia, Annisa Firsty, Wildan Faiz, Silva Zent Nurbayani, dan Agustin Wita Rojibah.

Baca Juga:TPP Pegawai Pemkab Ciamis Sering Telat, Tokoh Pemuda Usul Pemerintah Lakukan Penyesuaian AnggaranIvan Dicksan Sebut Petiga Idaman Pendukung Paling Solid dan Mengakar di Pilkada 2024!

Ketua Pelaksana, Agus Salim, menjelaskan bahwa acara ini diikuti oleh 40 peserta lomba baca puisi, dan nantinya sebanyak 150 karya akan diterbitkan dalam buku antologi tersebut.

“Khusus untuk menulis puisi, dikarantina selama 1 minggu. Karya-karya puisi setiap 1 orang melahirkan 15 puisi. Semua karya akhirnya masuk ke dalam antologi puisi Telor Ceplok. Kemudian Festival Sastra Baca Puisi se-Jawa Barat ini ada 40 peserta. Pada 12 Oktober dilakukan penyisihan, dan pada 13 Oktober 10 peserta lolos ke babak final,” jelas Agus kepada Radar, Minggu (13/10/2024).

Menurut Agus, peserta baca puisi didominasi oleh generasi muda, yang menunjukkan perkembangan positif dalam dunia sastra, terutama di Kota Tasikmalaya dan Jawa Barat.

“Beberapa tahun terakhir ini, di komunitas sastra, trennya relatif meningkat. Banyaknya komunitas literasi dan sastra di Kota Tasik. Ada 30 lebih komunitas sastra, dengan gaya yang segar dan pembaharuan. Yang menggarapnya kebanyakan anak-anak muda. Mereka berangkat dari minat yang sama, dan menawarkan ide lebih segar. Kita pun berusaha selalu relevan dengan zaman,” paparnya.

Agus juga menambahkan bahwa generasi muda saat ini sering kali menciptakan puisi berdasarkan perasaan dan pengalaman pribadi. Namun, ketika karya-karya tersebut dikompetisikan, ada standar penilaian yang harus dipenuhi.

0 Komentar