PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Proses Reaktivasi Jalur Kereta Api (KA) Banjar-Pangandaran diprediksi akan memakan waktu cukup lama.
Menurut Sekretaris Bappeda Kabupaten Pangandaran Asep Suhendar, proses perencanaannya pun membutuhkan waktu lama.
Dari mulai review feasibility study (FS), kemudian detail engineering design (DED), dampak sosial dan lain-lain.
Baca Juga:Teror Lempar Batu Membuat Resah Warga di Kota BanjarMenanti Reaktivasi Jalur Kereta Api Banjar-Pangandaran
“Itu memakan waktu, tidak akan selesai satu atau dua tahun,” jelasnya kepada Radartasik.id, Minggu 13 Oktober 2024.
Kemudian proses pembasan lahan juga perlu dilakukan sebelum proses pembangunan. “Saya kira pembangunannya baru bisa dilaksanakan sekitar 5 tahun ke depan,” katanya.
Kata dia, dalam proses rencana pembangunan nasional, rencana reaktivasi jalur Kereta Api Banjar-Pangandaran sudah masuk. “Di RPJMN juga sudah masuk,” ucapnya.
Menurutnya, proses pembuatan DED diestimasikan baru bisa mulai pada tahun 2025. “Untuk pembangunan malah diestimasikan pada 2030,” katanya.
Estimasi kebutuhan anggaran pembangunan KA Banjar-Pangandaran sekitar Rp 2,2 triliun. “Itu pun perhitungan tahun 2022 lalu, kalau tahun-tahun berikutnya pasti ada kenaikan,” jelasnya.
Kata dia, kenaikan tersebut mengacu pada harga bahan material untuk pembangunan jalur tersebut. “Kalau itu pasti,” ujarnya.
Asep mengatakan, keuntungan yang akan diterima Kabupaten Pangandaran dengan reaktivasi Jalur Kereta Api Banjar-Pangandaran adalah kemudahan aksesibilitas.
Baca Juga:Teror Ketuk Pintu di Kota Banjar Bikin Warga ResahKebutuhan Mobil Pemadam Kebakaran Mendesak
“Karena selama ini kendala pariwisata kita adalah aksesibilitas atau jarak tempuh yang cukup lama,” ucapnya. (Deni Nurdiansah)