GARUT, RADARTASIK.ID – Aktivitas masyarakat kembali normal pascabencana gempa bumi beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, beberapa wilayah Kabupaten Garut terdampak, dan yang terparah di Kecamatan Pasirwangi.
“Masyarakat sudah kembali ke tempat masing-masing, beraktivitas seperti biasanya, seperti kehidupan sebelumnya,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Aah Anwar Saepulloh, Minggu 13 Oktober 2024.
Ia menyebut terkait bantuan stimulan, masih menunggu dan sudah diusulkan ke pihak BNPB, khususnya rumah rusak ringan dan rusak sedang. Jumlahnya sebanyak 134 rumah.
Baca Juga:Teror Lempar Batu Membuat Resah Warga di Kota BanjarSTISIP Bina Putera Banjar Dorong Implementasi Kesetaraan Gender
Aah Anwar Saepulloh berharap dalam waktu dekat sudah ada realisasi untuk bantuan perbaikan rumah yang terdampak gempa di Kecamatan Pasirwangi.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat karena kita sudah usulkan ke BNPB mungkin bulan depan, mudah-mudahan bulan ini,” katanya.
Sistem pemberian bantuannya, kata dia, akan langsung ke rekening penerima. Tidak melalui perantara pihak kecamatan ataupun desa terlebih dahulu.
Saat ini memang untuk pembukaan rekening belum dilakukan karena masih menunggu informasi realisasi pembayaran.
“Kalau sudah ada informasi bahwa akan ada realisasi pembayaran kita baru akan buka rekening dan semua pakai rekening,” tuturnya.
Ia menjabarkan, yang termasuk ke kualifikasi BNPB ada 134 rumah dengan rincian 40 rumah terkategori rusak sedang dan 94 terkategori rusak ringan.
Mereka akan mendapatkan bantuan Rp 15 juta untuk rusak ringan serta Rp 30 juta untuk rusak sedang.
Baca Juga:Teror Ketuk Pintu di Kota Banjar Bikin Warga ResahKebutuhan Mobil Pemadam Kebakaran Mendesak
Pihaknya pun nanti akan memantau pembanguna atau renovasi yang dilakukan oleh masyarakat yang mendapatkan bantuan.
“Kita nanti pantau untuk pembangunannya karena uang itu harus dibelanjakan, harus ada buktinya,” katanya.
Dalam kategori rusak sedang dan ringan ini pembangunan atau renovasi tidak akan mengganti struktur dan hanya perbaikan yang rusak saja bukan dibangun baru.
Saat ini, masyarakat sudah kembali tinggal di rumahnya masing-masing, termasuk yang rumahnya rusak ringan dan sedang.
“Di rumah masing masing karena kan rusak sedang kalau rusak berat itu berarti tidak bisa ditinggali kalau rusak sedang dan ringan berarti masih bisa mereka,” katanya.
Memang saat tanggap darurat ada masyarakat yang mengungsi mandiri ke rumah saudaranya serta ke tenda yang disiapkan karena ketakutan terjadi gempa susulan. (Agi Sugiana)