TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kekhawatiran akan punahnya Bahasa Sunda semakin meningkat, terutama di kalangan generasi muda.
Untuk mengatasi hal ini, Pasundan Istri (Pasi) Kota Tasikmalaya menggelar lomba biantara (pidato) dalam Bahasa Sunda bagi anak-anak usia dini.
Lomba ini diharapkan menjadi langkah awal dalam melestarikan bahasa daerah yang kian tergerus oleh globalisasi dan pilihan orang tua untuk mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak mereka.
Baca Juga:TPP Pegawai Pemkab Ciamis Sering Telat, Tokoh Pemuda Usul Pemerintah Lakukan Penyesuaian AnggaranIvan Dicksan Sebut Petiga Idaman Pendukung Paling Solid dan Mengakar di Pilkada 2024!
Ketua Pasi Kota Tasikmalaya, Hj Elin Herlina MPd, menekankan pentingnya peran anak muda dalam menjaga keberlangsungan Bahasa Sunda.
“Di tiap keluarga, penutur basa Sunda itu sudah habis. Berkembang di masyarakat, orangtua akan bangga anaknya kursus Bahasa Inggris, bahasa lain. Tidak ada kebanggaan kursus Basa Sunda. Kalau bahasanya hilang, maka budayanya hilang,” ujarnya usai membuka lomba biantara di Transmart Tasikmalaya, Rabu 9 Oktober 2024.
Elin menyebutkan bahwa masa emas untuk mengajarkan Bahasa Sunda kepada anak-anak adalah sejak dini. Oleh karena itu, ia mendorong orang tua dan guru untuk membiasakan anak-anak berbahasa Sunda di rumah dan sekolah. “Ini ‘Gold Periode’, masa yang tepat untuk membiasakan anak-anak menggunakan Bahasa Sunda sedini mungkin,” tambahnya.
Lomba biantara tersebut diikuti oleh 19 anak berusia 3-6 tahun yang membawakan tema wicara ‘kanyaah indung’ (kasih sayang ibu). Anne Dinatapura, ketua pelaksana kegiatan, mengakui bahwa tantangan terbesar adalah menemukan peserta yang bersedia ikut serta.
“Sulit juga nyari pesertanya. Tadinya cuma 2 orang. Basa Sunda sudah mulai ditinggalkan. Tapi hari ini, kita melihat ada anak-anak kecil masih mau berbahasa Sunda dan terbiasa dengan basa Sunda,” katanya.
Melalui lomba ini, Pasi Kota Tasikmalaya berupaya membangkitkan kembali minat generasi Z dan Alpha dalam menggunakan Bahasa Sunda.
“Melatih mental anak-anak juga, sebetulnya menang dan kalah bukan tujuan utama. Yang penting anak-anak terbiasa tampil di depan orang banyak,” tutur Anne.
Baca Juga:Kuota Guru PPPK di Ciamis Hanya 40 OrangMAN 1 Tasikmalaya Borong Piala di Kemah Bakti Sebatalyon Kabupaten Tasikmalaya
Lomba ini juga melibatkan juri dari Disporabudpar Kota Tasikmalaya, guru Basa Sunda, dan penutur asli Bahasa Sunda, yang mengajak anak-anak serta orang tua untuk terus menggunakan Bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari.