TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dalam era digital yang penuh dengan informasi cepat, etika dalam bermedia sosial menjadi semakin krusial, terutama dalam menangkal hoaks atau berita bohong yang dapat memecah belah masyarakat.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Tasikmalaya, Drs Rahayu Jamiat Abdullah SSos MSi, menekankan pentingnya masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Menurut dia, hoax dapat menjadi persoalan serius, bahkan bisa masuk ke ranah hukum jika informasi yang disebarkan tidak sesuai dengan fakta.
Baca Juga:Latihan Keras dari Pagi hingga Sore, Atlet Pertina Kabupaten Tasikmalaya Targetkan Lolos Popnas 2024Puskesmas Manonjaya Tasikmalaya Deteksi Kasus Hipertensi dan Diabetes, 40 Ribu Warga Bakal Dicek
Rahayu mengingatkan bahwa masyarakat memiliki peran besar dalam menyeleksi informasi yang datang dari sumber yang belum jelas kebenarannya.
Kesalahan dalam menyampaikan informasi di media sosial dapat menimbulkan masalah, baik bagi penyebar maupun masyarakat yang menerima berita tersebut.
”Saya berharap seluruh masyarakat berhati-hati dan mencermati dalam menerima berita-berita dan informasi yang diterima,” tuturnya kepada Radartasik.id, Selasa, 8 Oktober 2024.
Rahayu juga menekankan bahwa mencegah penyebaran hoax adalah tugas bersama.
Jika ada keraguan mengenai kebenaran informasi yang diterima, dia menyarankan agar masyarakat melakukan konfirmasi kepada pihak yang lebih berkompeten sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi tersebut.
Ini menjadi langkah penting untuk menjaga kestabilan sosial di tengah gempuran berita yang seringkali sulit diverifikasi kebenarannya.
Di sisi lain, Azka Sudrajat, Staf Senior Pemberdayaan Masyarakat Desa (SSPMD) Patriot Desa, menyoroti peran penting komunitas muda sebagai ”digital native” dalam menangkal hoaks, terutama menjelang Pilkada Kabupaten Tasikmalaya.
Dia menekankan bahwa komunitas muda harus menjadi agen perubahan dengan cara aktif memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya.
Baca Juga:Hari Pertama Pendaftaran Ketua Umum KONI Kabupaten Tasik Tanpa Calon, Inilah Tantangan yang Harus DipenuhiSoal Jadwal Musorkab, Disparpora Minta Pengurus Cabor Ikuti Aturan Main KONI Kabupaten Tasikmalaya
Dalam situasi di mana ruang publik sering kali diwarnai dengan narasi bohong dan kebencian, komunitas muda diharapkan dapat membantu menjaga suasana sosial tetap kondusif.
Azka juga mengingatkan bahwa literasi digital yang memadai adalah kunci utama untuk membedakan informasi yang benar dan yang hoaks.
Dia mencontohkan inisiatif Desa Saber Hoaks yang digagas bersama pemuda saat pandemi Covid-19.
Program ini terbukti efektif dalam memberikan edukasi literasi digital kepada masyarakat, serta membuka kanal konsultasi untuk menjawab dugaan hoaks yang beredar, terutama terkait vaksin dan isu lainnya.