TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dua tahun duduk di puncak kepemimpinan Pemerintah Kota Tasikmalaya, Pj Wali Kota Tasikmalaya, Dr Cheka Virgowansyah, menyebut rasanya seperti “nano-nano” yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Masa tugasnya di Kota Tasikmalaya saat ini kurang dari dua bulan lagi dan program besutannya bisa saja tidak diteruskan.
Ia mengaku mendapat banyak pelajaran yang tidak didapatkan selama menduduki kursi jabatan di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Salah satunya adalah bagaimana menjalin kedekatan dengan warga agar program dan kebijakan yang dibuat bisa tepat sasaran dan membuahkan hasil.
Baca Juga:TPP Pegawai Pemkab Ciamis Sering Telat, Tokoh Pemuda Usul Pemerintah Lakukan Penyesuaian AnggaranIvan Dicksan Sebut Petiga Idaman Pendukung Paling Solid dan Mengakar di Pilkada 2024!
“(rasanya jadi pj wali kota) Nano-nano lah ya. Saya belajar banyak, selama ini kan saya berada di pusat terus membuat kebijakan, ya meramu kebijakan-kebijakan berbasiskan teori dan sebagainya. Sekarang saya melihat bagaimana dampak terhadap masyarakat langsung. Ya banyak pelajaran yang bisa saya dapet bagaimana kebijakan itu harusnya bisa langsung problem solving, bukan dari sisi hanya teori tapi lebih ke problem solving, masalah daerah bisa terselesaikan,” ungkap Cheka saat ditemui usai pantau gudang logistic di Mangkubumi, Selasa 8 Oktober 2024.
Cheka berharap, setelah masa tugasnya selesai nanti, Kota Tasikmalaya bisa tetap menjalankan program-program prioritas yang telah dirancang dan berjalan baik.
Akan sangat disayangkan apabila Kota Tasikmalaya harus mereset kembali programnya dari nol.
“Ya saya kira kan proses masih dinamis lah ya, artinya saya sih berharap program-program capaian yang dilakukan selama ini bisa dilakukan evaluasi dan yang baik bisa dilanjutkan yang kurang diperbaiki,” ucapnya.
Meski begitu, Cheka menyadari bahwa setiap pemimpin atau kepala daerah punya hak prerogatif dalam menentukan kebijakannya sendiri.
“Itu hak prerogatif (pemimpin berikutnya), tapi hanyakan sayang ya sayang sekali (kalau diubah, red). Karena trendnya kan membaik nih dari seluruh indikator-indikator makro yang sudah kita beri selama 2-3 tahun ini kan membaik. Alangkah ruginya kota ini kalau seandainya harus dimulai dari nol lagi,” katanya.
Meski ia menyebut setiap calon memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing. Yang terpenting, masalah Kota Tasikmalaya, sudah diketahui semua pihak. Sehingga penyelesaian masalahnya pun seharusnya tidak bingung lagi menentukan.