Cheka Virgowansyah sebagai orang pusat ternyata cukup merepotkan. Gagasan dan terobosannya membuat para pejabat selevel kepala dinas “kagugusur”.
Bisa dikatakan ada “gap” (ketimpangan) kualitas SDM. Gaya kerja dan cara menerjemahkan ide-ide Cheka yang ‘orang pusat’ tidak terimbangi.
Menurut Syarif Bastaman sosok seperti Cheka butuh pendamping yang kualitasnya SDM setara. Barulah larinya kencang.
Baca Juga:Pahlawan Fiorentina: De Gea Tetap Rendah Hati, Yacine Adli Ungkapkan Cinta untuk MilanCedera Parah Jadi Berkah, Dani Carvajal Langsung Dapat Perpanjangan Kontrak dari Real Madrid
Beberapa kepala dinas di lingkungan Pemkot Tasikmalaya mengakui hal itu. Makanya mereka cukup repot mengimbangi kemauan pimpinannya.
“Beliau orangnya memang pintar, “ Pj Sekda Kota Tasikmalaya Asep Gofarulloh juga mengakui pintarnya sosok Cheka.
Mimpi Kolekfitf
Ketika bersilaturahmi ke Radar Tasikmalaya beberapa bulan lalu, Pj Sekda Asep Gofarulloh memuji gagasan dan terobosan Cheka Virgowansyah.
Hanya ditanya para para kepala dinas repot mengimbangi Cheka, Asep Gofarulloh hanya tersenyum saja.
Kata kepala dinas lainnya, mengaku bukan tidak mau lari. Masalahnya untuk program-program yang Cheka gagas itu butuh dana.
“Dia juga bingung kalau sudah menyangkut dana. Jadinya dilempar ke kita lagi. Terserah kita katanya, tapi dari mana?” keluh kepala dinas itu.
Cheka juga tidak luput dari tudingan. Dia dianggap hanya fokus untuk citra dirinya. Salah satunya untuk menggapai penghargaan-penghargaan dari pusat.
Baca Juga:Selebrasi Kontroversial Yerry Mina: Bentuk Solidaritas atau Provokasi untuk Juventus?Hancurkan Alaves dengan Hat-trick, Lewandowski Kembali Menjadi Mesin Gol Menakutkan di Barcelona
Untuk sampah misalnya, bukan fokus menuntaskan. Malah bangga meraih sertifikat Adipura. Sementara fakta di lapangan sampahnya masih berserakan.
“Sertifikat Adipura adalah bagian dari tahapan untuk mendapatkan piala Adipura,” begitu penjelasan Cheka Virgowansyah.
Dalam satu kesempatan diskusi dengan redaksi Radar Tasikmalaya, masalah ‘gap’ SDM ini dibahas juga.
Cheka mengaku tidak cukup satu kali ke anak buahnya untuk menjelaskan program yang dia maksudkan.
Sampai ada program Hayu Gawe di dinas tenaga kerja diambil alih dirinya dan tim IT. Itu karena kepala dinasnya belum juga bergerak. Hasilnya, banyak warga yang menganggur terfasilitasi mendapatkan pekerjaan.
Pertanyaan Cheka kepada kadis bersangkutan unik juga. Dia bertanya soal fungsi dinas tenaga kerja.
Kadisnya ditanya sudah berapa banyak warga Kota Tasikmalaya yang dibantu mendapat pekerjaan.