TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – 128 pegiat layangan bersaing dalam Turnamen Layangan Pelangi Kota Tasikmalaya Cup 2. Dalam pertandingan yang berlangsung tidak sampai 3 menit, peserta dituntut bisa menumbangkan lawannya.
Turnamen layangan tersebut berlangsung di area persawahan wilayah Kelurahan Bantarsari Kecamatan Bungursari Sabtu-Minggu (5-6/10/2024) . Setiap peserta ditandingkan secara duel satu lawan satu dengan durasi waktu 3 menit saja.
Sekretaris Pelangi Kota Tasikmalaya Andri Ruyat Purnama menerangkan turnamen tersebut diikuti oleh 128 peserta dari berbagai komunitas. Mereka dibagi empat grup untuk menentukan 16 besar dan kembali diduelkan sampai final dan penentuan juara. “Pertandingannya satu lawan satu, siapa yang putus berarti kalah,” ujarnya kepada Radar, Minggu (6/10/2024).
Baca Juga:Pengemudi Masih Latihan, Mobil Nabrak Pagar Lalu Masuk Kolam di Indihiang TasikmalayaPelaku Ganjal ATM di Tasikmalaya Ngaku Baru Pertama Kali, Tapi Pergerakannya Lintas Daerah dan Provinsi
Pantauan Radar, setiap pertandingan berlangsung cukup singkat di mana layangan salah satu peserta sudah putus di bawah 1 menit. Andri menerangkan bahwa aturannya pertandingan dibatasi hanya 3 menit saja untuk menentukan pemenang. “Kalau 3 menit dua-duanya masih bertahan langsung ganti posisi, kalau masih menang juga ya suit,” ucapnya.
Meskipun layangan merupakan permainan rakyat, namun ketika masuk kompetisi ada aturan main yang harus dipatuhi. Selain durasi pertandingan, masing-masing peserta diberi garis pembatas sehingga pergerakan mereka lebih terkontrol. “Dan ukuran layangan juga tidak seenaknya, kalau yang sekarang kategori freestyle dengan tinggi 90-95cm,” tuturnya.
Setelah serangkaian duel, turnamen layangan Pelangi Kota Tasikmalaya Cup 2 ini dimenangkan oleh peserta dari Mangkubumi, Seno dari komunitas LLAW. Penghargaan pun diserahkan oleh Ketua Kormi Kota Tasikmalaya dan panitia kepada para juara.
Juara dari turnamen tersebut, lanjut Andri, akan dibawa mewakili Kota Tasikmalaya di tingkat provinsi. Namun dengan ukuran layangan yang lebih kecil. “Tidak hanya berhenti di sini, nanti naik ke tingkat provinsi,” tuturnya.
Ketua Kormi Kota Tasikmalaya H Imih Misbahul Munir menerangkan turnamen tersebut merupakan bagian dari Kormi Fest. Di mana pihaknya ingin menguatkan bahwa layangan merupakan salah satu olahraga yang resmi. “Mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga, termasuk dalam hal permainan layangan,” ucapnya.
Dia berharap ke depannya olahraga layangan ini semakin besar dan memiliki daya tarik wisata. Pasalnya dengan minimnya wisata alam, Kota Tasikmalaya memerlukan berbagai hal kreativitas untuk menarik wisatawan. “Dan mudah-mudahan ke depannya bisa diadakan turnamen open, jadi bisa diikuti peserta dari luar daerah,” tuturnya.