Dengan konsep ”tinggal di desa, penghasilan kota, bisnis mendunia”, TKDV berupaya menciptakan sentra-sentra usaha baru yang sesuai dengan potensi lokal, seperti pengembangan sentra alas kaki, bordir, pertanian, dan peternakan.
Cecep berharap setiap kecamatan dapat memiliki setidaknya satu Kampung Produktif yang menjadi percontohan.
Selain itu, TKDV juga berupaya menghadirkan mal UMKM di Kabupaten Tasikmalaya.
Baca Juga:Saatnya Buktikan Diri, Ratusan Kohai Bertarung di UKT BKC Kabupaten TasikmalayaPengurus Cabor Minta Musorkab KONI Kabupaten Tasikmalaya Ditunda, Ini Alasannya!
Cecep menjelaskan bahwa konsep mal ini tidak hanya sebagai tempat pemasaran produk, tetapi juga sebagai pusat inovasi, advokasi, serta hub penghubung dengan lembaga keuangan dan perbankan.
Dengan demikian, UMKM diharapkan bisa berkembang dan produk-produk lokal bisa dipasarkan tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga ke luar negeri.
Cecep menegaskan bahwa melalui program Migranpreneur dan Kampung Produktif ini, tim TKDV optimis dapat mencapai target pengurangan pengangguran sebesar satu persen dari TPT yang ada saat ini.
Dia berharap dengan perencanaan yang matang dan implementasi yang tepat, target tersebut bisa terwujud.
Di sisi lain, Jojo Sutarjo, Ketua Pokja Kerja Sama, menambahkan bahwa dalam pertemuan tersebut, tim juga membahas strategi untuk mengurangi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Tasikmalaya.
Salah satu caranya adalah dengan mengadakan pelatihan yang berorientasi pada kebutuhan dunia kerja dan dunia usaha, serta melakukan pemetaan potensi tenaga kerja baik formal maupun nonformal.
Jojo mengungkapkan bahwa pokjanya akan menginventarisasi kebutuhan dunia kerja dan dunia usaha, yang nantinya akan menjadi rekomendasi bagi pokja-pokja lainnya.
Baca Juga:Kesalahan Dokumen Bisa Jadi Petaka! Pelamar PPPK Kabupaten Tasikmalaya Diingatkan Teliti Saat PendaftaranBPBD Kabupaten Tasikmalaya Latih Santri Ponpes Hamalatul Qur'an Mitigasi Bencana
Beberapa pelatihan yang sudah direncanakan antara lain pelatihan linting rokok untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di pabrik rokok, pelatihan barista, menjahit, dan pelatihan digital marketing.
Menurutnya, pelatihan-pelatihan ini dirancang untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap terjun langsung ke industri. (Radika Robi Ramdani)