Terkait masalah peningkatan seni dan aktivitas komunitas kreatif, Hendro mengatakan bahwa saat ini sarana pemerintah memang minim. Bahkan berkurang setelah lapangan upacara Dadaha disulap menjadi konsep alun-alun. “Jadi tidak bisa dipakai seperti biasanya,” tuturnya.
Kendati demikian menurutnya aktivitas kreatif bisa tetap bisa terlaksana karena pihaknya berencana untuk membangun kolaborasi dengan berbagai unsur. Salah satunya mengajak pihak swasta untuk memberikan dukungan baik sarana atau hal lain yang menjadi kebutuhan. “Bekerja sama dengan pihak swasta, untuk memberikan suport terhadap kreativitas masyarakat,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, H Yusuf dan H Hendro juga menjawab berbagai pertanyaan dari pengunjung kafe. Dari mulai persoalan sampah, mental generasi muda dan kenakalan remaja sampai dengan penyediaan sarana kesenian bertaraf internasional.(rangga jatnika)