TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pasundan Istri (Pasi) Kota Tasikmalaya menggelar lomba kawih di Transmart Tasikmalaya, yang menjadi ajang penting dalam melestarikan budaya Sunda, khususnya bagi generasi muda.
Acara yang diadakan pada Kamis (3/10/2024) ini melibatkan 17 peserta berusia maksimal 12 tahun. Kawih, sebagai salah satu bentuk kesenian Sunda, kembali dipopulerkan lewat lomba ini untuk memperkenalkan dan melestarikan bahasa serta budaya daerah.
Ketua Pasi Kota Tasikmalaya, Dra Hj Elin Herlina MPd, menyoroti semakin minimnya kemampuan anak-anak muda berbahasa daerah, namun ia optimis bahwa musik, termasuk kawih, dapat menjadi sarana pewarisan budaya.
Baca Juga:Kuota Guru PPPK di Ciamis Hanya 40 OrangMAN 1 Tasikmalaya Borong Piala di Kemah Bakti Sebatalyon Kabupaten Tasikmalaya
“Saat ini banyak anak muda tidak lagi bisa berbahasa daerah, tapi upaya untuk melestarikan masih bisa dilakukan, antara lain melalui musik. Pewarisan kepada generasi muda semakin penting dengan membuka ruang kreativitas, salah satunya dengan lomba kawih,” ujar Elin.
Kawih sendiri merupakan salah satu bentuk karawitan sekar, yang dalam penyajiannya terikat oleh tempo tertentu. Melalui ajang ini, Pasi berhasil menjaring 17 peserta anak berusia 8-12 tahun, yang menurut Elin, tidaklah mudah. Namun, para peserta terbukti memiliki bakat dalam bidang ini.
“Lomba kawih itu baru pertama loh. Belum ada sebelumnya, ini pertama. Dapat ke-17 orang itu susah payah, sudah bagus. Coba dengar indah-indah semua kan?” kata Elin.
Meski bersamaan dengan lomba menyanyi lain di tempat berbeda, anak-anak yang berpartisipasi dalam lomba kawih menunjukkan minat kuat terhadap kesenian tradisional.
“Alhamdulillah, cuman proses waktunya aja kita berbarengan dengan kegiatan lain. Mudah-mudahan, kalau pastikan dari awal juga tidak usah banyak-banyak tapi yang penting rohnya atau intinya dari proses pembelajaran ini bisa nyampe kepada anak,” tambah Elin.
Lebih jauh, Elin menegaskan bahwa kawih dapat membantu membentuk karakter anak-anak, menciptakan generasi penerus bangsa yang sopan dan santun.
Salah satu lagu yang dibawakan dalam lomba tersebut adalah “Pancak Kaki”, yang mengajarkan tentang sebutan-sebutan untuk anggota keluarga dalam bahasa Sunda.
Baca Juga:Tokoh Sentral Ivan- Dede Kumpul di Premiere Residence, Ada Apa?Pengusaha Telepon Seluler dan Gerakan Politik di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!
“Kalau menurut bahasa ibunya, bahwa penyampaian pendidikan dengan lagu itu cetik namanya, ada. Anak itu diajarin gitu tapi dengan nyanyi jadi santai. Pancak kaki gitu, bilang uwa itu siapa, bilang bibi itu siapa,” jelasnya.