TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya menggelar pelatihan mitigasi bencana kepada para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Hamalatul Qur’an, Desa Cilangkap, Kecamatan Manonjaya, Kamis, 3 Oktober 2024.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi risiko bencana di lingkungan pesantren.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Azis Riswandi, menjelaskan bahwa pelatihan ini diikuti oleh 230 santri.
Baca Juga:Wayang di Era Digital: Mampukah Generasi Milenial Kabupaten Tasikmalaya Melestarikannya?Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya Borong Medali, Juara Umum Ketiga di Road to Kejurnas V
Dia menekankan bahwa kegiatan ini merupakan upaya penting untuk membekali para santri dengan pengetahuan tentang mitigasi bencana, khususnya dalam menghadapi potensi gempa bumi dan kebakaran.
”Pelatihan mitigasi bencana di lingkungan Ponpes Hamalatul Qur’an ini sebagai upaya pengurangan risiko bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan di lingkungan ponpes,” ujarnya kepada Radartasik.id, Kamis, 3 Oktober 2024.
Azis menambahkan bahwa para santri dilatih untuk melakukan tindakan penyelamatan diri secara mandiri apabila terjadi situasi darurat, seperti gempa bumi atau kebakaran.
Mereka juga diarahkan untuk menuju titik kumpul yang aman yang telah disiapkan sebelumnya.
Selain itu, santri mendapatkan pelatihan pertolongan pertama dalam kegawatdaruratan, proteksi kebakaran, dan simulasi kedaruratan sebagai bagian dari materi praktis.
BPBD Kabupaten Tasikmalaya berharap agar seluruh komponen di Ponpes Hamalatul Qur’an memiliki kesiapan dalam menghadapi situasi bencana.
Pengetahuan yang diberikan diharapkan dapat membantu para santri dalam mengambil langkah evakuasi mandiri ketika keadaan darurat terjadi, sehingga risiko bencana bisa diminimalkan.
Baca Juga:Kelompok Wanita Tani Desa Padasuka Tasikmalaya Didorong Optimalkan Lahan Pekarangan Masjid Agung Manonjaya Diusulkan Jadi Cagar Budaya Kabupaten Tasikmalaya
Azis juga optimistis bahwa apabila para santri memiliki pemahaman yang baik tentang mitigasi bencana, risiko bencana di pesantren dapat ditekan.
Selain itu, wawasan mereka tentang penanganan bencana akan sangat membantu petugas dalam menangani situasi darurat di lapangan. (Radika Robi Ramdani)