BANJAR, RADARTASIK.ID – Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, tercatat memiliki jumlah kasus stunting tertinggi di Kota Banjar, berdasarkan laporan bulanan Dinas Kesehatan Kota Banjar. Angka stunting di wilayah ini berkaitan erat dengan rasio ibu hamil dan jumlah penduduk di Kelurahan Hegarsari.
Lurah Hegarsari, Angga Tri Permana, menjelaskan bahwa berdasarkan laporan dari Puskesmas Pataruman I, terdapat sekitar 63 ibu hamil yang berisiko melahirkan anak stunting. “Kalau rilis dari Puskesmas Pataruman I yang beresiko stunting ada sekitar 63,” ucapnya pada Rabu (2/10/2024).
Angga mengakui bahwa tingginya angka ibu hamil di wilayahnya berkontribusi pada risiko stunting. Risiko stunting dihitung sejak masa kehamilan memasuki bulan keempat, guna mengetahui apakah bayi tersebut akan berisiko stunting atau tidak. “Ya selama ada yang merokok dalam rumah, masuk kategori beresiko stunting (bayinya),” tegasnya.
Baca Juga:Kuota Guru PPPK di Ciamis Hanya 40 OrangMAN 1 Tasikmalaya Borong Piala di Kemah Bakti Sebatalyon Kabupaten Tasikmalaya
Selain itu, ia menambahkan bahwa faktor-faktor lain yang menyebabkan risiko stunting pada bayi meliputi minimnya asupan gizi. Meskipun secara umum kondisi gizi anak dinilai aman, kebiasaan merokok di dalam rumah tetap meningkatkan risiko stunting.
Dalam upaya menanggulangi kasus stunting, Kelurahan Hegarsari bekerja sama dengan Puskesmas dan dinas terkait. Pihak kelurahan juga menyediakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai bentuk inovasi meskipun belum berbasis anggaran. “Kapasitas kelurahan, kita bantu dari PMT (pemberian makanan tambahan), yang sifatnya inovasi karena belum berbasis anggaran,” jelasnya.
Dari 14 posyandu yang ada, kelurahan turut membantu dalam pemenuhan PMT sesuai standar, serta memberikan pembinaan kepada keluarga yang berisiko stunting. “Terkait masalah stunting sudah ada penanganan khusus dari pihak puskesmas dan dinas-dinas terkait lainnya,” tutup Angga. (Anto Sugiarto)