TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pengrajin bambu dari Kelompok Bambu Raya di Kampung Salareuma, Desa Jayamukti, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, telah menciptakan inovasi baru yang menggabungkan kerajinan bambu dengan seni batik.
Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan nilai jual produk kerajinan mereka, sekaligus memperluas jangkauan pasarnya, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Dadang Suganda, ketua kelompok pengrajin tersebut, menjelaskan bahwa tujuan dari inovasi ini adalah untuk mengangkat harga dan brand dari produk kerajinan bambu yang mereka buat.
Baca Juga:Setelah Masa Sanggah, 1.039 Pelamar CPNS di Kabupaten Tasikmalaya Dinyatakan Lulus Seleksi AdministrasiBerantas Sampah! Komunitas Clean the City Tasikmalaya Gaungkan Gerakan Bersih-Bersih Kota
Biasanya, batik diaplikasikan pada media kain, namun kelompok ini mencoba menerapkannya pada bambu.
Meskipun terdengar sederhana, proses tersebut ternyata memerlukan pembelajaran dan ketelitian yang tinggi. ”Tidak sesimpel membuat kerajinan bambunya saja,” ujarnya kepada Radartasik.id, Minggu, 29 September 2024.
Dadang menambahkan, salah satu tantangan terbesar dalam membuat batik pada bambu terletak pada proses pewarnaan.
Proses ini meliputi beberapa tahapan, seperti pencelupan, pencucian, hingga penjemuran, yang semuanya dilakukan untuk memastikan warna yang dihasilkan sesuai dengan harapan.
Menurutnya, teknik membatik pada bambu lebih kompleks dibandingkan sekadar membuat kerajinan bambu biasa.
Proses Membatik pada Bambu
Sebelum bambu dapat dibatik, ada beberapa tahapan persiapan yang harus dilalui. Misalnya, bahan bambu harus melalui proses penghalusan agar permukaannya benar-benar rata.
Setelah itu, bambu akan melalui treatment kimia sebelum akhirnya masuk ke tahap pembatikan. Teknik membatik pada bambu serupa dengan membatik pada kain, di mana digunakan canting untuk mengaplikasikan lilin malam pada pola yang diinginkan.
Baca Juga:Transformasi Digital! BPKPD Kabupaten Tasikmalaya Permudah Akses Pajak Lewat ApdolMelawan Korupsi dari Bangku Sekolah, Aktivis KMRT Mengedukasi Siswa SMA di Tasikmalaya
Dadang juga mengakui bahwa pada awalnya mereka mengalami kesulitan karena belum terbiasa membatik pada media bambu.
Proses penggunaan lilin malam memerlukan ketelitian ekstra, terutama dalam hal pengampasan bambu.
Jika permukaan bambu tidak cukup licin, warna batik bisa melebar atau merembes, sehingga hasil akhir tidak sesuai dengan harapan.
Untuk mengatasi masalah ini, mereka menggunakan teknik khusus, salah satunya adalah proses penguncian warna.
Proses ini melibatkan penggunaan lilin malam sebagai penghalang agar warna tidak meleber, memastikan hasil akhir yang rapi dan konsisten.