BANJAR, RADARTASIK.ID – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (Distan) Kota Banjar merespons pernyataan Ketua Apindo Jawa Barat terkait produk pertanian dengan langkah konkret berupa kerjasama dan inovasi dalam pengelolaan hasil pertanian.
Kepala Distan Kota Banjar, Yoyon Cuhyon, menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalin kerjasama dengan UMKM untuk mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah.
“Mereka mendapat pendampingan dengan perguruan tinggi, dalam upaya peningkatan kapasitas pertanian dari petani ke pengolahan produk,” ujar Yoyon pada Kamis, 27 September 2024.
Baca Juga:Dear…Pj Wali Kota Tasikmalaya, Kemana Program Layar Kusumah? Publik Masih Butuh!Lembaga Survei Berperan Edukasi, Bukan Menggiring Industri Politik di Kota Tasikmalaya!
Pendampingan ini mencakup digitalisasi sektor pertanian, yang melibatkan kelompok-kelompok petani dalam proses pengolahan hasil pertanian.
Tujuan utama adalah untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produk lokal di pasar yang lebih luas. Selain itu, produk-produk pertanian dari kelompok petani Kota Banjar kini dipasarkan melalui kerjasama dengan pelaku UMKM.
Hasil produk pertanian seperti belimbing diolah menjadi sirup belimbing, sementara pisang diubah menjadi produk sale pisang. Inovasi juga diterapkan pada hasil perikanan, di mana ikan lele diolah menjadi “lesgo” atau lele siap goreng, serta nila yang diolah menjadi nila bumbu kuning beku.
“Untuk dari hasil perikanan ada lesgo, alias lele siap goreng dan prozen nila bumbu kuning dan berbagai lainnya,” tambah Yoyon.
Sementara itu, sayuran segar juga dijual langsung ke pasar, namun sebagian diolah menjadi produk seperti keripik bayam dan sayuran dalam paket.
Dengan berbagai langkah ini, Distan Kota Banjar berharap dapat meningkatkan daya jual dan nilai ekonomi dari produk pertanian lokal, sekaligus membuka peluang bagi para petani dan pelaku UMKM untuk berkembang di tengah persaingan pasar. (anto sugiarto)