Sebelumnya, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Tasikmalaya, Dr Ade Zaenul MAg, menyebut pentingnya menggenjot pendidikan politik sedini mungkin. Sebab sebagian besar pemilih pada ajang pemilihan umum di Indonesia adalah pemilih emosional yang menentukan pilihan calon pemimpinnya berdasarkan kesukaan atau ketidaksukaan semata.
Situasi itu pun dimanfaatkan calon pada Pilkada 2024. Meski mereka memiliki gagasan besar untuk membangun kota, memoles diri dengan hal remeh dan receh sepertinya lebih mengemuka.
Menjadi pemilih rasional kaat Ade itu berat, butuh usaha besar, motivasi kuat untuk melakukan, dan kemampuan untuk membandingkan gagasan dari setiap pasangan calon walikota dan wakil walikota. Untuk bisa melakukan perbandingan itu, mereka harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber sebelum akhirnya memutuskan pilihan.(Ayu Sabrina)