Tak begitu banyak berekspresi, Ivan hanya memegang alat peraga bertuliskan “Ivan Dede 2” dengan sesekali tersenyum hingga matanya menyipit.
Di sela teriakan “Jadikeun!” pendukung Ivan-Dede, ada teriakan lain yang terdengar seolah berbalas. Ya, itulah “Lanjutkan!” berasal dari sorakan pendukung Yusuf-Hendro, yang mengantongi nomor urut 3.
“Jadikeun! Lanjutkan! Jadikeun! Lanjutkan!”
Yusuf dan Hendro secara bersamaan dengan kedua tangan mereka memegang kertas saat hendak membuka nomor urut. Dengan tenang, Yusuf mengacungkan angka 3 itu ke hadapan pendukungnya. Disusul dengan Hendro yang mengacungkan alat peraga bernomor tiga.
Baca Juga:Lembaga Survei Berperan Edukasi, Bukan Menggiring Industri Politik di Kota Tasikmalaya!Pengungkapan TPPU Narkoba Rp 2,1 Triliun: Bandar Kendalikan Jaringan dari Balik Jeruji, Polri Sita Aset Mewah
Tak ingin kalah nyentrik, Viman-Diky saat itu sampai paling terakhir. Bagaimana tidak, keduanya menyempatkan mengayuh becak dari kantor DPC Gerindra Kota Tasikmalaya di Jalan SL Tobing, Kecamatan Cihideung menuju Jalan KHZ Mustafa. Diiringi para pendukung yang berjalan kaki menemaninya, dengan mengenakan seragam berwarna biru khas.
Pasangan ini dapat nomor urut 4, teriakan “Vimankeun” juga semarak saat itu. Viman-Diky langsung berpose dengan menunjukkan angka 4, dan bergaya dua jari membentuk “V”. Setelah itu, keduanya tampak berbincang sesekali sambil menengok paslon lain. “Opat, alhamdulillah,” terlihat Diky berbicara pada Viman.
Terakhir, nomor urut lima diterima pasangan Yanto-Aminudin. Keriuhan pendukungnya yang bersarung dan berkopiah itu, juga diramaikan dengan teriakan “Yakin (Yanto-Kyai Aminudin) Menang!”. Keduanya kompak sontak mengacungkan jempol dan senyum sambil mengacungkan angka 5 pada alat peraga.
Namun, kebahagiaan dapat nomor urut itu tak selesai di depan panggung. Yanto Oce, lantas menghampiri para pendukungnya, menyalami mereka, bahkan hingga menyalami para tamu undangan yang duduk di barisan paling belakang. Ia bertegur sapa, sambil memberikan celotehan-celotehan soal angka lima yang ia dapat.
Untuk membungkus kontes politik dalam kedamaian itu, kelima Paslon menyerukan kalimat ‘Pilkada damai’, ‘persaudaraan’, hingga soal kemenangan, saat diberikan waktu tujuh menit, memaparkan gagasannya secara bergantian. (Ayu Sabrina)