TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Aktivitas pasar malam di kawasan Dadaha, Kota Tasikmalaya, kembali menjadi sorotan.
Meski awalnya hiburan rakyat tersebut diselenggarakan di Alun-alun dan kini lokasinya dipindahkan ke lapangan softball yang berada di belakang area awal, namun sejumlah pihak mempertanyakan kebijakan ini dan meminta pemerintah meninjau ulang izinnya.
Budayawan Tasikmalaya, Tatang Pahat, mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap penyelenggaraan pasar malam di ruang publik.
Baca Juga:Lembaga Survei Berperan Edukasi, Bukan Menggiring Industri Politik di Kota Tasikmalaya!Pengungkapan TPPU Narkoba Rp 2,1 Triliun: Bandar Kendalikan Jaringan dari Balik Jeruji, Polri Sita Aset Mewah
“Betul, sekarang sudah dipindahkan ke belakang alun-alun setelah muncul persoalan. Memang itu untuk evakuasi, tapi tidak jelas, tidak solutif,” ujar Tatang saat diwawancarai Radar pada Selasa 24 September 2024.
Ia menilai bahwa pemindahan tersebut tidak menyelesaikan masalah, dan lebih baik izin kegiatan tersebut dievaluasi ulang.
“Kenapa tidak ditinjau lagi izin yang sudah ditetapkan pemerintah,” tambahnya.
Tatang juga mengkritik keputusan pemerintah yang lebih memilih memindahkan lokasi kegiatan daripada melakukan evaluasi menyeluruh. “Ini menunjukkan kebodohan pemerintah. Tak punya marwah, dalam rangka selamatkan izin yang terlanjur terbit, pilih evakuasi, bukan evaluasi,” tegasnya.
Menurut informasi yang dia terima, beberapa komunitas mendesak agar pasar malam tersebut digelar di Alun-alun Dadaha. Tatang mengingatkan bahwa dinas terkait seharusnya tidak serta-merta merestui tanpa kajian yang matang.
“Masa pemerintah bisa ditekan, terbit izin itu berdasar kajian bukan tekanan. Jangan jadikan PAD (Pendapatan Asli Daerah) sebagai alasan mengorbankan kepentingan krusial,” katanya.
Tatang juga menyinggung soal dampak ekonomi dari pasar malam ini. Ia ragu bahwa pendapatan daerah yang dihasilkan akan sebanding dengan biaya pemeliharaan dan dampak sosial yang ditimbulkan.
“Berapa sih besarannya PAD dari sana? Berbanding lurus ga dengan efek yang ditimbulkan? Itu aset negara,” tuturnya.
Baca Juga:Jurnalis Radar Tasikmalaya Beri Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar pada Kegiatan Pers Mahasiswa UnsilCBR Series Melaju Kencang: Astra Honda Racing Team Dominasi Podium ARRC Sepang 2024
Menjelang perayaan ulang tahun Kota Tasikmalaya, Tatang menyarankan agar hiburan seperti pasar malam ditempatkan di lokasi yang lebih tepat. Ia berpendapat bahwa sebaiknya hiburan disebar ke wilayah lain seperti Cibeureum, Kawalu, dan Tamansari. “Supaya indeks kebahagiaan kita menyebar, kenapa tak diarahkan ke sana?” usulnya.
Salah satu pengunjung, Citra Maharani (29), warga Ampera, Kecamatan Cipedes, juga berpendapat serupa. Menurutnya, Dadaha lebih cocok digunakan untuk acara besar tingkat kota atau regional.