Hasil wawancara dengan guru SMK Asy-Syarifiyah, sambungnya, prevalensi dismenore selama kurun waktu satu semester kurang lebih 10 siswi, sama halnya dengan prevalensi anemia pada siswi sebanyak 15 siswi.
Keadaannya bervariasi ada yang sakit tidak masuk sekolah dan ada juga yang dispensasi karena sakit sehingga memerlukan istirahat di UKS.
Situasi tersebut secara tidak langsung menyebabkan permasalahan akademik karena siswi banyak yang meminta izin sakit atau dispensasi untuk tidak masuk kelas.
Baca Juga:Pompanisasi Kementan, Solusi Inovatif Atasi Kekeringan di Desa Mekarsari BogorAde-Cecep Cuti, Kursi Kekuasaan Bupati Tasikmalaya Akan Diduduki Penjabat Sementara
”Untuk itu dosen UBK meningkatkan pengetahuan siswi tentang dismenore dan anemia. Kami memberikan edukasi kesehatan berupa penyuluhan hasil diseminasi penelitian tersebut secara langsung tatap muka, menggunakan poster dan video yang menarik sesuai usia perkembangan siswi,” jelasnya.
Di akhir kegiatan siswi diberikan ikan sarden kemasan kaleng namun jumlahnya terbatas yang bertujuan sebagai stimulus agar siswa mau mengonsumsi ikan sarden.
Selain pengabdian yang dilakukan dosen, di tempat yang sama yakni di RW 15, 16, 19 Desa Sukajaya Kecamatan Tarogong Kidul Garut digelar KKN yang diikuti 19 mahasiswa jurusan Keperawatan dan Kebidanan. Mereka merupakan mahasiswa semester 4 dan 6 UBK Tasikmalaya dan Garut.
Pada kegiatan KKN ini dilakukan penyuluhan, demonstrasi dan case finding di masyarakat. ”Pada KKN tersebut, mahasiswa memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah stunting. Salah satunya dengan memberikan sosialisasi pembuatan BB Booster nugget ayam keju kentang untuk balita,” jelasnya.
Selain itu memberikan pendampingan dan sosialisasi kesehatan untuk masyarakat. ”Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan dosen dan mahasiswa UBK di Desa Sukajaya tersebut bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat desa,” harapnya. (Lisna Wati)