TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dua siswi SMA Al Muttaqin Full Day and Islamic Boarding School (FD-IBS) Kota Tasikmalaya, Amrina Rosada dan Keila Septiani Yulia, berhasil melangkah ke babak final Lomba Festival Kewirausahaan Siswa Indonesia (Fiksi) 2024.
Lomba ini diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), dan babak final akan diadakan pada 24-29 September 2024 di Jakarta.
Keberhasilan Amrina dan Keila tak lepas dari inovasi mereka di bidang fesyen, yaitu dengan mengembangkan kain batik yang ramah lingkungan menggunakan teknik ecoprint.
Baca Juga:Menghadapi Tantangan Digital, SPS Dorong Kesetaraan Media Arus Utama dan DigitalTingkatkan Efisiensi Pemasaran: Panduan Memulai Marketing Automation
Jenal Al Purkon, perwakilan dari Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Yayasan Al Muttaqin Kota Tasikmalaya, menjelaskan bahwa batik yang dikembangkan oleh kedua siswi ini berbeda dari batik biasa, karena tidak menggunakan bahan kimia. Sebaliknya, mereka memanfaatkan daun-daunan dalam proses pembuatannya.
Selain mendesain, kedua siswa ini juga aktif memasarkan produk mereka kepada masyarakat, lengkap dengan skema bisnis yang terencana. ”Jadi mendesain produk terus dijual, ada kalkulasi skema bisnisnya juga,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Kamis, 19 September 2024.
Prestasi ini menjadi kebanggaan bagi sekolah, yang selama ini telah mempertahankan tradisi juara di ajang Fiksi.
Pada tahun ini, dari 13 regu yang lolos ke babak final mewakili Jawa Barat, salah satunya adalah regu dari SMA Al Muttaqin FD-IBS Kota Tasikmalaya.
Desain batik yang dikembangkan oleh Amrina dan Keila mengusung tema Island Map Harmony, yang menampilkan keindahan alam tropis Indonesia melalui produk seperti pakaian, tas, dan masker.
Mereka menggunakan pewarna alami indigofera yang berasal dari tanaman indigofera untuk memberikan warna biru yang khas pada kain.
Selain ramah lingkungan, kain batik yang mereka buat juga nyaman digunakan karena terbuat dari bahan yang sejuk.
Salah satu koleksi mereka menonjolkan motif dedaunan dan pulau-pulau Indonesia.
Baca Juga:HUT 78 SPS dan Perayaan 25 Tahun UU Pers: Refleksi Perjalanan Pers di IndonesiaSurvei Pilkada Kota Tasikmalaya 2024: Memahami Preferensi dan Aspirasi Warga, Calon Harus Tahu
Untuk motif dedaunan, mereka menggunakan teknik ecoprint, sementara motif pulau dibuat menggunakan pewarna tanin yang tahan lama dan tidak mudah pudar meski sering dicuci atau terkena sinar matahari.