TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pada Sabtu, 21 September 2024, Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya akan menjadi saksi bisu dari pementasan teater yang berkelas dan penuh makna, ketika Teater Djarum menampilkan lakon ”Liang Langit”.
Pertunjukan ini adalah bagian dari tur keliling Teater Djarum, yang sebelumnya telah sukses dipentaskan di Semarang, Kudus, dan Tegal.
Pementasan di Tasikmalaya merupakan hasil kerja sama antara Teater Djarum dengan Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT) dan Teater 28 Universitas Siliwangi, memperkuat komitmen bersama dalam mengembangkan seni pertunjukan di daerah.
Sebuah Karya yang Memaknai Kehidupan
Baca Juga:Lebih Dekat, Lebih Hangat: Honda Rayakan Hari Pelanggan Nasional dengan Berbagai Aktivitas SpesialInovasi Pakan Alternatif: Maggot dari Limbah Puyuh, Solusi Ekonomis bagi Peternak Desa Mekarsari Ciamis
”Liang Langit”, karya Asa Jatmiko, adalah sebuah lakon yang membawa penonton pada perjalanan batin seorang tokoh bernama Langit, seorang pekerja pembersih kaca gedung bertingkat.
Melalui cerita ini, Asa mengajak penonton merenungkan tentang pergulatan hidup dan pencarian makna di tengah berbagai persoalan yang datang silih berganti.
Langit, yang pada awalnya tumbuh menjadi seorang pemberontak akibat tekanan hidup, pada akhirnya harus berhadapan dengan dirinya sendiri dalam pencarian makna hidup yang sejati.
Menurut Asa, pementasan ini tidak sekadar menawarkan hiburan, tetapi juga sebuah refleksi spiritual yang mendalam. ”Bagaimana ketika sampai pada satu titik di mana ia berhadapan dengan dirinya sendiri?” ungkap Asa, menyoroti inti dari konflik batin yang dialami oleh Langit, dalam siaran pers yang diterima Radartasik.id, Sabtu, 14 September.
Pendekatan Artistik yang Menyentuh Batin
Dengan menggunakan teknik ”thriller” dalam beberapa adegan, pementasan ini berusaha menciptakan efek kejut yang memikat bagi penonton.
Namun, teknik ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, melainkan juga sebagai simbol dari pergulatan batin manusia.
Pertarungan antara ketegangan, frustasi, kemarahan, dan ketidakpastian diramu dalam sebuah narasi yang penuh dengan plot-twist, menggambarkan perjalanan spiritual menuju pemahaman hidup yang lebih dalam.
Baca Juga:Program Talent Mapping di Tasikmalaya: Solusi bagi Siswa dalam Menentukan Jurusan yang TepatInovasi Rumah Genset: Mahasiswa UPI Bantu Desa Sukajadi Ciamis Wujudkan Kesehatan dan Lingkungan Bersih
Tata artistik dari pertunjukan ini digarap dengan sangat serius oleh Bondan Dwi Cahyono, Aditya Debe Seputra, Umi Setiyani, Ahmad Huzaeni, Choirul Azis, Arvian Yovi Pratama, Aldo Riski Pamungkas, Kemal Maesal Azam, Syarif Hidayat, Lea Cornelia, Dewi Murti, Sumarlan, Rahmat Syaifudin, Lulu’atul Mufida, dan Febriani Normawati.