TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Banyaknya pasangan kandidat yang muncul di Pilkada 2024, membuat persaingan semakin ketat. Situasi ini rawan bertebarannya kampanye negatif di masyarakat yang bisa memicu konflik.
Meskipun KPU Kota Tasikmalaya belum menetapkan Bakal Calon Wali Kota Tasikmalaya dan wakilnya secara resmi, namun dari kelima pasangan kandidat berpeluang bisa maju di Pilkada. Mereka adalah pasangan M Yusuf-Hendro Nugraha, Ivan Dicksan-Dede Muharam, Nurhayati-Muslim, Viman Alfarizi-Diky Candra dan Yanto Oce-Aminudin Busthomi.
Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Tasikmalaya Dr Ade Zaenul MAg menilai situasi ini menjadi hal positif dari sisi demokrasi. Di mana masyarakat punya banyak opsi untuk dipilih menjadi pimpinan daerah. “Secara demokrasi semakin banyak pilihan ya lebih baik,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (12/9/2024).
Baca Juga:Mendadak Tajir? Saldo Pegawai Outsourcing Pemerintah Kota Tasikmalaya Tiba-Tiba Jadi Rp 7,8 MiliarBertambah! Jumlah Pemilih Pilkada 2024 di Kecamatan Cihideung Jadi 54.230
Di sisi lain, tingkat persaingan pun akan semakin tinggi, di mana gesekan politik bisa lebih panas dibanding 2 kandidat head to head. Karena pada dasarnya, militansi pendukung tentunya ingin jagoannya menang. “Karena kedekatan emosional pendukung dengan kandidat lebih kuat untuk ukuran Pilkada,” terangnya.
Dalam hal ini penyelenggara dan juga aparat keamanan perlu mewaspadai kampanye negatif (negative campaign) atau kampanye hitam (black campaign). Menurutnya fenomena ini selalu terjadi di setiap kontestasi, terlebih Pilkada. “Kalau sesama kandidat sepertinya tidak, tapi dari relawan dan loyalisnya yang rawan,” tuturnya.
Fenomena itu pun harus diwaspadai juga oleh masing-masing kandidat dan tim pemenangannya. Karena secara kontestasi, mereka punya 4 rival yang menjadi pesaing memperebutkan kemenangan. “Jadi serangan (kampanye negatif) yang harus ditangkis itu dari empat arah, bukan satu atau dua saja,” ujarnya.
Dalam hal ini, upaya preventif dari penyelenggara, pemerintah dan aparat pengamanan harus lebih ekstra. Salah satunya dengan melakukan edukasi kepada masyarakat supaya kontestasi ini bisa dilaksanakan secara damai. “Harus responsif juga ketika ada riak-riak kecil, supaya tidak jadi konflik yang lebih besar,” ucapnya.
Sebelumnya, Pengamat politik Maulana Jannah juga menilai kontestasi Pilkada Kota Tasikmalaya akan cukup sengit karena kekuatan dari kandidat terbilang merata. Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan yang terbilang imbang. “Jadi peluangnya terbilang flat (rata) untuk semua pasangan,” katanya.Meskipun dalam survei sebelumnya terbilang ada ketimpangan, menurutnya hal itu tidak bisa menjadi tolak ukur. Apalagi jika surveinya parsial untuk popularitas dan elektabilitas personal. “Ketika sudah berpasangan kan akan beda cerita,” ucapnya.(rangga jatnika)