Mengatasi Tantangan Pertanian di Dataran Tinggi, Solusi dari Proyek UPLAND

Pertanian di dataran tinggi
Para petani di Kabupaten Tasikmalaya mengikuti manajemen pengelolaan korporasi petani pada 28 Agustus 2024. (Radika Robi Ramdani/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pertanian di dataran tinggi menawarkan banyak potensi, termasuk kondisi iklim yang mendukung tanaman tertentu dan peluang untuk menghasilkan komoditas bernilai tinggi.

Namun, pertanian di kawasan ini juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti erosi tanah, keterbatasan akses air, dan dampak perubahan iklim yang lebih terasa.

Proyek UPLAND hadir sebagai inisiatif untuk menghadapi tantangan ini melalui pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Juga:Daniel Maldini Cetak Sejarah Tiga Generasi dalam Debut Bersama Timnas ItaliaPublic Hearing Polbangtan Bogor, Langkah Maju Tingkatkan Standar Layanan Pendidikan Pertanian

Berikut adalah beberapa solusi yang ditawarkan oleh proyek UPLAND dalam mengatasi tantangan pertanian di dataran tinggi.

1. Pengelolaan Tanah yang Berkelanjutan

Erosi tanah adalah salah satu tantangan utama di dataran tinggi karena topografinya yang curam.

Proyek UPLAND mengatasi hal ini dengan menerapkan praktik konservasi tanah, seperti penanaman tanaman penutup tanah dan terasering.

Tanaman penutup tanah membantu mengurangi erosi dengan menahan lapisan atas tanah, sementara terasering membentuk undak-undakan yang memperlambat aliran air dan mengurangi risiko longsor.

2. Irigasi Berbasis Teknologi

Akses air yang terbatas adalah kendala umum dalam pertanian dataran tinggi.

Untuk mengatasi masalah ini, proyek UPLAND menggunakan sistem irigasi tetes yang hemat air dan teknologi pengumpulan air hujan.

Dengan irigasi tetes, air dapat disalurkan langsung ke akar tanaman, mengurangi penguapan dan memastikan tanaman menerima pasokan air yang optimal.

Baca Juga:Tracer Study Polbangtan Bogor Membangun Jembatan Antara Dunia Pendidikan dan Industri PertanianKementan Gelar FGD untuk Tingkatkan Pemahaman Dosen tentang Regulasi Profesi dan Karier

3. Pemilihan Tanaman yang Sesuai dengan Lingkungan

Proyek UPLAND mendorong penggunaan varietas tanaman yang adaptif terhadap kondisi iklim dan tanah di dataran tinggi.

Tanaman seperti sayuran, kentang, kopi, dan teh yang memiliki daya tahan lebih tinggi terhadap suhu rendah dan cuaca ekstrem, menjadi pilihan utama.

Pemilihan tanaman yang tepat membantu meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keberlanjutan lahan.

4. Penerapan Pertanian Organik

Penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan dapat merusak ekosistem tanah di dataran tinggi.

Oleh karena itu, proyek UPLAND mengadopsi praktik pertanian organik yang mengutamakan penggunaan kompos, pupuk hijau, dan pestisida alami.

Pertanian organik tidak hanya melestarikan tanah, tetapi juga menghasilkan produk pertanian yang lebih sehat dan berkualitas tinggi.

5. Penguatan Kapasitas Petani Lokal

Proyek UPLAND juga berfokus pada peningkatan kapasitas petani lokal melalui pelatihan dan pendidikan.

0 Komentar