TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Bagi lansia, rumah bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol kehangatan dan kekerabatan keluarga. Namun, kondisi yang tidak menguntungkan dialami oleh Jenab (80), warga Kampung Babakan, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.
Ia tinggal seorang diri di rumah panggung yang sudah tua dengan dinding luar dilapisi plastik untuk menahan angin dan hujan.
Jenab pernah ditawari bantuan bedah rumah dari pemerintah, namun ia menolak karena tidak memiliki dana untuk membayar upah pekerja.
Baca Juga:Hanifan Juara 1 Lomba Busana Kebaya Sinjang Tasik Batikan PASI!PD Persis Kota Tasikmalaya Gelar Musda ke-5: Kokohkan Kolaborasi dan Sinergi untuk Jihad Jami'yyah Berkelanjut
Sebab Bantuan yang diberikan pemerintah berbentuk material bangunan saja. Hal itu membuatnya berpikir ulang ketika menerima bantuan program rumah tidak layak huni (rutilahu).
Hal itu juga diakui Jenab. Perempuan yang tinggal di rumah panggung itu mengakui bahwa dirinya tidak terlalu sering menerima bantuan. Berbeda dengan warga lain yang menerimanya setiap bulan secara rutin.
“Ari etamah sok kamari oge Sembako ti RW, ti pamarentah meureun etage. Baturmah eta sabulan sakali, uwa mah da teu puguh. Teu gaduh kartuna. Enya ari anu jagjag kabere (bantuan kemarin juga sembako dapat dari RW, mungkin itu juga dari pemerintah. Orang lain dapatnya sebulan sekali, saya mah tidak tentu, red),” ujarnya.
Jenab berharap pemerintah lebih peka terhadap orang miskin sepertinya. Ia menekankan bahwa lansia tidak hanya membutuhkan bantuan sosial, tetapi juga perawatan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Jarwo, seorang warga sekitar, membenarkan cerita Jenab. Ia mengetahui betul bahwa Jenab pernah mendapat bantuan dari program Bedah Rumah, namun ditolak.
Sebabnya, jenab tidak punya dana untuk membayar biaya tukang yang akan membangunkan rumahnya. Sehingga bantuan material dirasa percuma. Apalagi Jenab hanya seorang lansia biasa.
“Dulu pernah ditawarkan oleh RW untuk mendapatkan bedah rumah namun ditolak karena tidak punya uang untuk membayar tukang. Waktu itu bantuan RTLH yang diberikan pemerintah bentuknya material, jadi sangat berat bagi Emak Jenab,” ujarnya.
Baca Juga:Kilas Balik Bandara Wiriadinata Tasikmalaya: Tiga Kali Dibuka, Tiga Kali Pula GagalUPI Tasikmalaya Latih Pemuda Sukajadi Jadi Content Creator dan Melek Digital
Jarwo juga mengungkapkan bahwa Jenab jarang menerima bantuan sosial dari pemerintah, meskipun rumahnya berada tidak jauh dari kantor Kecamatan Tamansari.