CIAMIS, RADARTASIK.ID – Desa Mekarsari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis dikenal dengan produk unggulan peternakan, salah satunya adalah peternakan burung puyuh.
Terdapat sekitar 30 ribu ekor burung puyuh yang diternakkan di desa ini, dengan 11 peternak yang masing-masing memiliki antara 2.000 hingga 3.000 ekor burung.
Produk unggulan dari peternakan ini adalah telur puyuh, yang dijual untuk memenuhi kebutuhan wilayah Priangan Timur dan sekitarnya.
Setiap harinya, peternakan tersebut mampu memproduksi 60 kilogram telur puyuh.
Baca Juga:Program Talent Mapping di Tasikmalaya: Solusi bagi Siswa dalam Menentukan Jurusan yang TepatInovasi Rumah Genset: Mahasiswa UPI Bantu Desa Sukajadi Ciamis Wujudkan Kesehatan dan Lingkungan Bersih
Para peternak burung puyuh bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maralaya dalam hal pemasaran.
Hasil produksi diproses dan dipasarkan oleh BUMDes, sehingga peternak dapat fokus pada kegiatan produksi.
Namun, seiring perkembangan usaha peternakan ini, beberapa masalah muncul, antara lain tingginya harga pakan dan kurang optimalnya pengelolaan limbah kotoran puyuh.
Salah satu masalah utama yang dihadapi peternak adalah mahalnya biaya pakan.
Setiap hari, peternak membutuhkan sekitar 125 kilogram pakan yang dibeli dari poultry shop, dengan biaya yang sangat tinggi.
Kebutuhan pakan tersebut mencapai sekitar 70 persen dari total biaya produksi, membuat usaha peternakan ini semakin terbebani.
Selain itu, pengelolaan limbah kotoran burung puyuh yang tidak maksimal menimbulkan masalah lingkungan, seperti bau tidak sedap, peningkatan populasi lalat, dan lingkungan kandang yang tidak sehat.
Baca Juga:Optimisme PKS Jabar: Ahmad Heryawan Pimpin Tim Pemenangan ASIH Menuju Pilgub 2024Andrean, Mahasiswa Universitas Siliwangi Juara 1 Lomba Monolog Peksiminas XVII 2024 di UNJ
Hal ini menandakan bahwa limbah kotoran puyuh belum dikelola dengan baik, sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
Melihat permasalahan ini, tim Pengabdian kepada Masyarakat Skema Kewilayahan (PbM-KL) dari Universitas Siliwangi yang beranggotakan Bakti Widyaningrum MPd, Dr Abdul Mutolib, dan Octaviana Helbawanti SPd MPd, bersama mahasiswa pendamping, menawarkan solusi melalui program edukasi.
Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan ekonomi peternak burung puyuh melalui pengolahan limbah kotoran ternak menjadi media pembesaran maggot sebagai pakan alternatif.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Kamis, 4 Juli 2024, di Desa Mekarsari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis.
Acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Desa Mekarsari, Ratam Suganda, diikuti oleh sambutan Ketua Kelompok Pengabdian, Bakti Widyaningrum, MPd.
Selanjutnya, dosen dari tim pengabdian memaparkan materi terkait budi daya maggot dengan menggunakan limbah kotoran puyuh sebagai media, serta bagaimana maggot ini bisa dijadikan pakan alternatif bagi ternak puyuh. Aspek pemasaran produk ternak juga dibahas dalam sesi ini.