TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Publik diminta untuk memahami secara utuh soal hasil survei Postdata untuk Pilkada Kota Tasikmalaya yang beredar baru-baru ini. Di mana data tersebut bukan hasil survei mengenai pasangan kandidat.
Sebagaimana diketahui, baru-baru ini beredar hasil survei dari Postdata dengan sumber Tasikmalaya Reserch and Consultant (TRC) dengan rentang waktu 27 Juni – 1 Juli. Hasil survei ini dianggap janggal karena dimunculkan menjadi paket pasangan.
Sebagaimana diketahui, di rentang waktu tersebut masing-masing kandidat menjadi paket pasangan. Pemaketan baru terbentuk setelah dinsekitar masa pendaftaran 27-29 Agustus 2024.
Baca Juga:Maju di Pilkada Kota Banjar Akhmad Dimyati -Alam "Mbah Dukun" Akan Bangun Ekonomi Pengusaha dan Petani LokalJanji Pasangan Ivan-Dede, Bantuan Rp 43,2 Miliar Untuk RW Kalau Menang di Pilkada Kota Tasikmalaya
Direktur Tasikmalaya Research and Consultant (TRC) Ijang Jamaludin mengatakan bahwa publik perlu memahami hasil survei itu secara utuh. Di mana yang digambarkan merupakan hasil survei kandidat sebelum pemaketan. “Kita tidak ada menyebut itu survei pasangan, itu memang survei kandidat yang dilakukan 27 Juni – 1 Juli 2024,” ungkapnya.
Pihaknya menempatkan sebagai pasangan bukan berarti itu hasil survei pasangan kandidat. Namun menggambarkan modal elektabilitas yang dimiliki kandidat bersama pasangannya dari hasil survei masing-masing sebelum terpaket. “Kan jelas kita sebutkan bahwa itu modal elektabilitas kandidat,” ujarnya.
Maka dari itu ada dua gambar yang disebar, di mana satu lagi merupakan hasil survei elektabilitas kandidat. Hal itu jadi dasar penjelasan modal elektabilitas masing-masing kandidat. “Jadi harus dilihat keduanya, bukan hanya satu gambar saja,” ucapnya.
Maka dari itu pihaknya membantah jika disebut cocoklogi apalagi asal-asalan karena timnya sudah bekerja ke lapangan. Di mana dirinya mengambil survei dengan jumlah responden sebanyak 400 orang yang tersebar di 69 kecamatan. “Margin error-nya 5% dan tingkat kepercayaannya 95%,” katanya.(rangga jatnika)